Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Waspadai Penipuan Berkedok Magang di Eropa



loading…

Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PERINMA) menyelenggarakan webinar edukasi bertajuk Cegah Penipuan Berkedok Studi dan Magang di Eropa. Foto/istimewa

JAKARTA – Isu penipuan berkedok studi dan magang di luar negeri marak terjadi. Korban pada umumnya adalah pelajar dan mahasiswa yang memiliki harapan untuk melanjutkan studi dan bekerja di luar negeri.

Misalnya kasus yang menjadi trending topik di Indonesia pada 2024 lalu, yaitu sebanyak 1.047 mahasiswa Indonesia dari 33 kampus di Indonesia menjadi korban agen ilegal karena dijanjikan magang di Jerman, yang ternyata hanya kerja musim libur semester dan merupakan jenis kerja kasar yang tidak ada sangkut pautnya dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Selain itu korban juga mendapat perlakukan dan pengalaman tereksploitasi. Korban harus membayar jutaan rupiah sebelum berangkat dan dibebankan puluhan juta rupiah yang nantinya dipotong dari gaji yang diterima. Belum lagi eksploitasi terkait jenis pekerjaan dan waktu bekerja, ditambah situasi hidup yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum serta memberatkan korban.

Terkait hal ini, organisasi terbesar lintas negara di Eropa, Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PERINMA) menyelenggarakan webinar edukasi bertajuk “Cegah Penipuan Berkedok Studi dan Magang di Eropa” pada Rabu, 29 Januari 2025 pukul 19:30 Waktu Eropa Tengah (WET). Hadir sebagai narasumber yakni, Atase Polri KBRI Berlin Kombes Pol Shinto Silitonga.

Webinar ini diselenggarakan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan diaspora Indonesia untuk lebih berhati-hati dalam memilih agen yang menjanjikan studi dan magang khususnya ke Eropa. Webinar dimulai dengan persembahan lagu “Pelajar Pancasila” karya Eka Gustiwana dan dinyanyikan oleh Kikan Namara, dilanjutkan dengan menyanyikan bersama lagu kebangsaan Indonesia Raya, disusul lagu Mars PERINMA.

Ketua Umum PERINMA Rizal Tirta mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah bekerja keras menangani kasus penipuan yang telah teridentifikasi dan juga menolong para korban. Rizal juga mengingatkan untuk waspada dan mempersempit ruang gerak agen-agen ilegal.

“Tugas kita bukanlah menangkap dan mengadili agen-agen tersebut, melainkan tugas kita adalah menjaga agar jangan sampai kembali jatuh korban yang baru,” tegas Rizal, Senin (3/2/2025).

Rizal juga menyampaikan terima kasihnya kepada narasumber webinar dalam memberikan informasi maupun edukasi kepada warga Indonesia, khususnya yang berada di Eropa.

Sementara itu, Kombes Pol. Shinto Silitonga mengatakan bonus demografi Indonesia banyak dimanfaatkan untuk mendatangkan tamatan SMA maupun SMK dari berbagai wilayah Indonesia untuk datang ke Jerman guna mengikuti program ausbildung (sekolah vokasi). Atase Polri KBRI Berlin ini juga mengungkapkan para mahasiswa di luar negeri masuk dalam kelompok tereksploitasi dan tereksploitasi lanjutan.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *