loading…
Trust Indonesia mendesak Dewan Pers mengambil tindakan lebih konkret untuk menertibkan media abal-abal yang kerap menjadi modus aksi premanisme dan pemerasan. Foto: Ilustrasi/Dok SINDOnews
Analis Trust Indonesia Abdul Jalil menuturkan banyaknya media abal-abal yang kerap melakukan pemerasan membuat banyak kalangan pengusaha terganggu ketika ingin berinvestasi di daerah.
“Ini hasil riset, kajian dan observasi kami di lapangan selama pilkada dan setelah pilkada. Banyak pengusaha dan calon Kepala Daerah yang mengaku jadi korban pemerasan media abal-abal. Mereka resah dengan ulah media abal-abal karena sudah mengganggu kenyamanan ketika beraktivitas di mana pun,” ujar Jalil, Sabtu (26/4/2025).
Dia sangat mendukung dan menghormati prinsip kebebasan pers demi tegaknya demokrasi dan hak-hak masyarakat. Namun, jangan sampai komitmen kebebasan pers ini justru ditunggangi oleh media abal-abal yang mengambil keuntungan dari cara yang buruk dan tidak bermoral.
Peristiwa penangkapan Direktur Pemberitaan Jak TV dalam kasus importasi gula harus menjadi momentum untuk memperjuangkan kebebasan pers.
“Kalau media abal-abal yang memeras itu bukan bagian dari komitmen kebebasan pers. Itu aksi kejahatan pemerasan. Dan mereka harus dipidana,” kata Jalil.
(jon)