TKN Prabowo: Anies Tak Beretik, Penghasut, Berani Bohong dan Menyesatkan Rakyat Demi Kekuasaan

RUANGBIBIR.COM – juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Andre Rosiade, menyebut calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan sebagai sosok tak beretika dan rela melakukan kebohongan publik demi mencapai ambisi politik. Hal itu karena Anies dinilai tidak beretika menyerang pribadi Prabowo yang sempat mengusungnya di Pilgub DKI.
Pernyataan tersebut merujuk pada penampilan Anies Baswedan di debat capres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Istora Senayan, Jakarta

Sebagai kader Partai Gerindra, Andre menilai Anies tak beretika. Andre menilai Anies ibarat kacang lupa kulit, sebab Anies menyerang pribadi capres Prabowo Subianto, tokoh yang menjadi penyokong utama pemenangan Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta tahun 2017.

“Mas Anies kehilangan otoritas bicara etika pada debat ini. Sebab Pak Prabowo, pribadi yang diserang Mas Anies selama ini, adalah tokoh utama penyokong pemenangannya di Pilgub DKI Jakarta. Kami seluruh kader Gerindra diperintahkan Pak Prabowo turun ke Jakarta untuk membantu pemenangan Pilgub. Tapi lihat sekarang bagaimana balasannya,” kata Andre dalam keterangannya, Senin (8/1/2024).

Andre menyebut Anies juga rela melakukan kebohongan publik demi meraih kekuasaan. Kebohongan pertama, menurut Andre adalah saat mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyinggung kasus kematian remaja 15 tahun bernama Harun Al Rasyid, yang disebutnya tidak ada kejelasan sampai saat ini. Harun yang disebut Anies sebagai pendukung Prabowo, merupakan korban tewas dalam kerusuhan di kawasan Slipi, Jakarta Barat, 22 Mei 2019 lalu.

Andre mengatakan, saat itu Harun masih berusia 15 tahun yang berarti belum mempunyai hak pilih. Ia menyebut keterangan itu berdasar pengakuan orang tua Harun.

“Penjelasan yang diberikan oleh orang tua Harun Al Rasyid pada saat kejadian, dia berumur 15 tahun, belum memiliki hak pilih, tahun 2019 dia itu masih SMP. Harun datang ke sana untuk menyaksikan, untuk melihat, jadi dia bukan pemilih, dia bukan pendukung, simpatisan juga bukan, tapi dia usia anak-anak yang ikut menjadi korban,” terang Andre.

Lebih lanjut, Andre mengatakan, Anies juga berbohong terkait belanja alutsista bekas Rp 700 triliun yang disampaikan dalam debat capres. Andre memaparkan, berdasarkan data Kementerian Keuangan, anggaran Kemenhan pada periode 2020-2024 mencapai Rp 692,92 triliun. Dari anggaran tersebut, tidak hanya dialokasikan untuk membeli alutsista, namun digunakan juga untuk kesejahteraan prajurit, riset, dan pengembangan SDM.

“Mas Anies juga menyebut tidak ada yang rahasia dalam pertahanan. Ini berbahaya, seolah mau menggadaikan keselamatan dan kedaulatan Indonesia,” kata Andre.

Untuk itu, Andre mengajak masyarakat untuk membuka mata dan memilih pemimpin yang melakukan kerja nyata, dan menolak pemimpin yang suka bohong dan pandai obral janji demi raih simpati.

“Masyarakat sudah bisa menilai mana capres yang kerja nyata dan capres tukang bohong dan tak beretika. Bayangkan, di forum debat capres yang disaksikan jutaan masyarakat Indonesia saja berani berbohong dan menyampaikan data keliru untuk dapat simpati. Sudah tak beretika, Mas Anies ini juga menghalalkan segala cara untuk mendapat kekuasaan,” sambungnya.

Respon Timnas AMIN Soal Anies Disebut Tak Beretika dan Berbohong Demi Kekuasaan

Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) Bestari Barus angkat bicara terkait pernyataan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Andre Rosiade, yang menyebut Anies sebagai sosok tak beretika dan tukang bohong. Bestari menilai Andre Rosiade panik.”Kenapa panik gitu Andre,” kata Bestari.

Diketahui, Andre Rosiade menilai Anies sebagai sosok tidak beretika karena sebelumnya pernah diusung oleh Partai Gerindra di Pilgub DKI tetapi dianggap menyerang Prabowo. Namun, menurut Bestari, hal itu merupakan romantisme masa lalu. Menurut Bestari, Anies sudah menuntaskan masa jabatannya di DKI Jakarta sehingga ia menilai mestinya tidak ada utang.

“Kalau dikatakan bahwa Anies itu dicalonkan ya memang, itu kan karena Anies mau, kalau Anies nggak mau pada waktu itu bagaimana, kan bukan Anies yang datang-datang untuk minta dicalonkan, setahu saya seperti itu,” kata Bestari.

“Artinya itu kan kesepakatan 2 pihak. Selesai masa jabatannya, bahwa dia menyelesaikan masa tugasnya selama 5 tahun, beres dong. Nggak ada utang piutang dong itu, tapi kalau masih tenggelam dalam romantisme itu ya silakan, itu kan haknya,” katanya.

Selain itu, menurut Bestari, saat Anies maju di Pilgub DKI, Anies tidak bisa diusung oleh Gerindra saja karena keterbatasan kursi, melainkan juga diusung oleh PKS dan PAN. Sementara saat ini PKS menurutnya tidak ada komentar apa-apa.

“Harusnya Pak Andre juga menyampaikan juga secara jelas kepada masyarakat bahwa pencalonan Anies pada masa itu juga tidak bisa dilakukan oleh Gerindra sendirian, kan ada PKS juga. Enggak bisa mencalonkan Anies sendirian, harusnya itu juga disampaikan, dan PKS tidak ada ngomong apapun soal balas jasa kepada Anies,” katanya.

Ia mempertanyakan standar etika yang dipakai oleh pihak Andre Rosiade seperti apa. Sebab menurut Bestari, Anies tidak menyerang personal Prabowo, melainkan mempertanyakan tugas dan fungsi Menhan.

“Etika itu ukurannya, ukuran Andre Rosiade atau apa? Namanya dalam satu perdebatan itu kan bukan pribadinya yang diserang, tapi kan sebetulnya lebih kepada fungsi-fungsi sebagai pejabat publik dan sebagainya, itu yang dipertanyakan,” katanya.

“Kebetulan Pak Prabowo itu kan Menteri Pertahanan, kan itu saja, kan nggak ada yang personal, apakah dibilang Pak Prabowo dibilang badannya gemuk? kan nggak, itu baru personal, ini kan kaitannya dengan tugas fungsi kenegaraan, sebagai pejabat itu ditanyakan bagaimana program ini, kenapa begini, pesawat bekas dan sebagaimana yang kita dengar,” ujarnya.

Oleh karena itu pihak Timnas AMIN meminta agar Andre atau TKN Prabowo-Gibran mempersiapkan data-data jika merasa ada data yang tidak benar. Bestari meminta agar Andre tidak terlalu gelagapan dengan mengaitkan Debat Pilpres kemarin dengan tidak beretika.

“Jadi kalau menurut saya Andre tidak usah terlalu gelagapan dalam menghadapi hal ini sehingga mengkait-ngaitkan tidak beretika dan sebagainya,” katanya.

Sementara itu, terkait tudingan berbohong, Bestari meminta agar pihak Prabowo menghadirkan data dan langsung mengcounternya pada saat Debat kemarin. Menurutnya tidak perlu terlalu emosional, karena tinggal menjawab dengan data.

“Kalau mengatakan orang bohong, ya hadirkan saja datanya, dan counter pada saat itu karena itu lah ruangnya yang diberikan, gitu loh, kan tinggal dijawab, tanya, jawab. Nah nggak usah emosional, menurut saya itu terlalu emosional. Kenapa sih Andre kenapa dia mesti gelagapan sih ini,” katanya.

Lebih lanjut, terkait kritikan Anies mengenai anggaran Rp 700 triliun untuk membeli alusista, Andre Rosiade menjelaskan, berdasarkan data Kemenkeu pada 2020-2024 anggaran Kemenhan mencapai Rp 692,92 triliun yang digunakan tidak hanya untuk membeli alutsista, tetapi juga untuk kesejahteraan prajurit, riset, dan pengembangan SDM. Namun, Bestari menilai agar kubu Prabowo memberi masukan kepada Prabowo tentang bagaimana menjawab dengan baik sehingga dapat membantah dengan data dan fakta yang ada, bukan justru mengkritik Anies.

“Nah itu harusnya Andre menjelaskan itu, kenapa selama 5 tahun itu belum mewujudkan rumah untuk prajurit, gitu bukan malah mengkritisi Anies, tapi memberi penjelasan,” kata Bestari.

“Lain kali saya menyarankan agar Andre Rosiade banyak memiliki masukan kepada Prabowo tentang bagaimana menjawab yang baik sehingga masyarakat tercerdaskan dan dapat membantah hal-hal yang dianggap tidak sesuai dengan data fakta yang ada. Saya kira itu peran bagus untuk Andre Rosiade, saya kira,” ujar Bestari.

 

Prabowo Sebut Anies Baswedan Tidak Beretika,Penghasut dan Menyesatkan Rakyat

 

Saat menanggapi Prabowo, Anies Baswedan bicara soal standar etika yang harus dimiliki presiden. Juga pengadaan alutsista dan food estate, hingga cawapres yang melanggar etika.
“Memang menjadi presiden, panglima tertinggi harus memiliki standar etika yang amat tinggi. Itu harus, karena akan mengambil keputusan mengerahkan pasukan, dan ketika harus bertempur ada korban nyawa, itu keputusan-keputusan etika,” kata Anies di panggung debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024) malam.

“Tapi dalam kenyataan Pak, ketika Bapak memimpin di Kementerian Pertahanan, banyak orang dalam dalam pengadaan alutsista. PT Teknologi Militer Indonesia, Indonesia defence Security. Lalu orang dalam pengadaan food setate, lalu ada kejadian-kejadian di mana kita semua menyaksikan ketika ada pelanggaran etika dan Bapak tetap jalan terus dengan cawapres yang melanggar etika, artinya ada kompromi atas standar etika. Ini fakta. Dan kemudian, dalam pidato Bapak mengolok-olok tentang etika, saya tidak tega mengulanginya. Pertanyaannya, apa penjelasan Pak Prabowo tentang itu semua?” tanya Anies.
Terdengar teriakan dari podium pendukung usai Anies bertanya. Moderator mengingatkan penonton debat. Lalu Prabowo dipersilakan menanggapi.

“Jadi saudara-saudara, semua data yang Saudara ungkapkan itu keliru semua. Jadi saya bersedia kita duduk, buka-bukaan. Mau bicara food estate, mau bicara apa, apa PT Teknologi Militer Indonesia, kita buka. Iya kan? Jadi di mana masalahnya?” kata Prabowo.

“Nah, Saudara bicara etik-etik. Saya itu keberatan karena saya menilai, maaf ya, Anda desak saya, saya terus terang aja saya menilai Anda tidak pantas bicara soal etik. Itu saja,” lanjut Prabowo.

Kemudian Prabowo menilai, “Saya merasa Anda itu ee…posturing, Anda itu menyesatkan. Itu aja. Saya boleh berpendapat kan? Saya menilai Anda tidak berhak bicara soal etik karena Anda memberi contoh yang tidak baik soal etika. Terima kasih.”

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *