Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Tidak Boleh Ada Dikotomi Antara Profesi Guru



loading…

Kapoksi VIII Fraksi PDIP DPR Selly Andriany Gantina menekankan tidak ada dikotomi antara profesi guru yang kini ada di tiga lembaga yaitu Kemenristek Dikti, Kemendikdasmen, dan Kemenag. Foto: Dok SINDOnews

JAKARTA – Kapoksi VIII Fraksi PDIP DPR Selly Andriany Gantina menekankan tidak ada dikotomi antara profesi guru yang kini ada di tiga lembaga yaitu Kemenristek Dikti, Kemendikdasmen, dan Kemenag.

“Pemerintah harus memberikan proporsional yang layak antara Madrasah dengan sekolah reguler,” ujarnya saat memimpin RDPU dengan PGIN, PBPGSI, AGMI, PGMNI, dan PGMI di Komisi VIII DPR, Jakarta, Senin (24/2/2025).

Berkaca dari pemotongan dana BOS yang terjadi di Kementerian Agama, Selly melihat kondisi saat ini tak selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto dan Ketua DPR Puan Maharani yang ingin memberikan pendidikan berkualitas bagi anak-anak Indonesia.

Salah satunya memastikan bahwa madrasah atau sekolah keagamaan mendapat perhatian yang setara dalam sistem pendidikan formal. Karena itulah, Fraksi PDIP berkomitmen memperjuangkan hak-hak pendidikan di madrasah, khususnya terkait pemotongan dana BOS di Kementerian Agama.

Di sisi lain, mantan Bupati Cirebon ini menyoroti pemotongan dan masih kurang sejahteranya guru di lingkungan Kementerian Agama tak selaras dengan 5 poin Asta Cita Prabowo khususnya poin 4 yaitu meningkatkan pendidikan dan layanan kesehatan, dukungan terhadap pesantren dan sekolah berbasis agama, termasuk insentif bagi guru agama dan peningkatan fasilitas madrasah.

Begitu juga dengan jumlah guru madrasah yang mencapai 390 ribu orang di bawah Kemenag, Selly menyarankan perlu adanya skenario untuk meningkatkan jenjang karier guru agama. Sebab, sejauh ini ada 200 ribu lebih guru agama yang belum bersertifikasi di Madrasah.

“Artinya kami perlu merumuskan secara matang agar tidak gegabah karena menyangkut kesejahteraan guru dan bangsa Indonesia, terutama anak-anak kita,” ucapnya.

Selain itu, Selly menegaskan Fraksi PDIP terus memperjuangkan agar kebijakan pendidikan di Indonesia berjalan dengan prinsip keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh tenaga pendidik, termasuk di madrasah dan sekolah berbasis agama.

Tidak hanya terkait pemotongan dana BOS di Kementerian Agama, tetapi juga memastikan program-program seperti Program Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dapat disalurkan secara proporsional bagi seluruh siswa, tanpa memandang latar belakang sekolah mereka.

“Dengan semangat gotong royong dan keberpihakkan kepada pendidikan berkualitas, Fraksi PDIP berkomitmen untuk terus mengawal kebijakan yang berpihak kepada kesejahteraan guru dan masa depan generasi muda Indonesia,” ujar Selly.

(jon)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *