Sumpah Ahok Kembali Disoroti, Rizal Ramli Hingga Haji Lulung Meninggal Dunia

RUANGBIBIR.COM – Eks Menko Kemaritiman Rizal Ramli meninggal dunia. Menanggapi kabar itu, pegiat media sosial Jhon Sitorus kembali mengenang sumpah yang diucapkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Kala itu Ahok, yang duduk sebagai pesakitan kasus penistaan agama tahun 2016 silam, mengucap sumpah bahwa orang yang telah menzaliminya satu persatu suatu saat nanti akan dipermalukan.

“Kalau Anda mendzolimi saya, yang Anda lawan adalah Tuhan yang Maha Esa, Maha Kuasa. Saya akan buktikan, satu per satu dipermalukan. Terima kasih…” tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebelum dijebloskan ke rumah tanahan (Rutan) Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Perseteruan Ahok dan Rizal Ramli

Seperti diketahui Rizal Ramli pernah berseteru dengan Ahok,

Mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli merasa terganggu dengan kehadiran dan ulah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Alasannya, kata Rizal, Ahok diduga menistakan agama.

“Terganggu dengan kehadiran Ahok, terganggu karena penistaan agama, terganggu karena memakai slogan bersih tetapi tidak, terganggu karena selama ini pakai slogan transparan pada praktiknya tidak, terganggu dengan kampanye profesional pada praktiknya tidak,” kata Rizal Ramli dalam acara Rakornas PKS di hotel Bumi Wiyata, Depok, Selasa (7/3).

Rizal bahkan mewanti-wanti PKS agar jangan sampai menjadi partai politik yang mendukungnya. “Saya yakin PKS bisa lebih besar. Jika mendukung Ahok, akan tenggelam bersama-sama Ahok,” ujar Rizal.

Lieus Sungkharisma Meninggal Dunia.

Lieus Sungkharisma dikenal sebagai sosok aktivis yang sangat vokal. Tak jarang ia melontarkan kritik pedas dan tajam kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo. Termasuk saat Jokowi-Ahok memimpin Jakarta, tak lepas dari sorotan Lieus.

Lieus Sungkharisma yang juga dikenal cukup dekat dengan Habib Rizieq Shihab dan kalangan Persaudaraan Alumni 212 itu pernah menyebut Ahok tak becus menjalankan tugasnya sebagai wakil gubernur.

Jhon sitorus, melalui cuitannya di Twitter, kembali mengaitkan beberapa figur yang telah meninggal dan masuk penjara karena dinilai berseberangan dengan Ahok.

Jhon membaginya menjadi dua daftar, pertama mereka yang telah wafat. Di antaranya adalah Tengku Zulkarnaen, Maaher At Thuwalibbi, Arifin Ilham, Haji Lulung, Harry Azhar Azis, Fahrurrozi Ishak, Saefullah, Lieus Sungkharisma, dan yang terbaru Rizal ramli

Sedangkan mereka yang masuk Penjara adalah Rizieq Shibab, Bahar bin Smith, Munarman, Yahya Waloni, Zumi Zola, M. Sanusi, Ahmad Dhani, Buni Yani, dan Ratna Sarumpaet.

Jhon meminta Ahok menarik sumpah lamanya yang dinilai telah memakan banyak korban, utamanya para pembencinya. “Pak Ahok, please hentikan ini semua, cabut sumpah Anda,” pinta Jhon kepada Komisaris Utama PT Pertamina itu.

Haji Lulung Meninggal Dunia

Lebih lanjut, sosok politikus PPP Abraham Lunggana atau akrab disapa Haji Lulung meninggal dunia pada Selasa, 14 Desember 2021 lalu. Mendiang Haji Lulung dikenal sebagai salah satu tokoh sentral yang menjadi lawan politik bagi Eks-Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) khususnya pada 2016 lalu ketika dirinya terjerat kasus penistaan agama.

Peristiwa tersebut memang cukup kontroversial karena dengan desakan dari banyak sekali pihak, Ahok berhasil dijebloskan ke penjara dan mendekam selama dua tahun. Meskipun saat itu Ahok divonis bersalah, banyak pihak, termasuk dirinya meyakini bahwa dirinya tidak bersalah.

Sayangnya, akibat tekanan massa yang begitu besar dalam demo Aksi Bela Islam 212 pada 12 Desember 2016, termasuk satu di antaranya adalah Haji Lulung, akhirnya Ahok tetap dihukum. Meski begitu, Ahok sempat menyatakan sebuah sumpah yang kini seakan  dianggap menjadi kenyataan oleh sebagian besar masyarakat.

Dalam peristiwa tersebut pula, terjadi sebuah fenomena politisasi SARA, khususnya agama yang ditujukan kepada Ahok yang merupakan sosok Gubernur Non-Muslim dan beretnis Tionghoa. Tak hanya dijebloskan ke penjara, Ahok juga terpaksa harus kalah dalam Pilkada DKI Jakarta yang saat itu tengah digelar dan mempertemukan Ahok dengan Anies Baswedan yang didukung penuh oleh sebagian besar umat Islam yang kontra dengan Ahok.

Saat itu, Ahok yang merasa ditindas dengan lantang bersumpah bahwa orang-orang yang menindasnya tersebut akan mendapatkan balasannya kelak.

“Percayalah, sebagai penutup, kalau Anda menzalimi saya, yang Anda lawan adalah Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Esa. Saya akan buktikan satu per satu dipermalukan! Terima kasih,” ungkapnya saat itu usai divonis penjara atas kasusnya tersebut, 9 Mei 2017 silam.

Memang satu per satu, mereka yang saat itu berteriak paling keras atas kejatuhan Ahok satu per satu mengalami peristiwa yang kurang berkenan, mulai dari terjerat kasus, dipenjara, bahkan menghampiri ajal. Hal-hal tersebut menurut sebagian pihak merupakan bentuk balasan Tuhan kepada mereka yang menindas Ahok.

Haji Lulung yang baru saja meninggal akibat menderita serangan jantung berulang karena patah kateter. Sebelumnya, sosok-sosok yang meninggal pula ada Tengku Zulkarnaen, kemudian Ustaz Maaher At Thuwailibi, hingga Ustad Arifin Ilham. Mereka kini sudah berpulang ke pangkuan yang maha kuasa dalam waktu yang cukup berdekatan.

Belum lagi yang terjerat kasus hukum dan tengah atau sempat dihukum penjara. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang atau simpatisan Front Pembela Islam (FPI) dan Imam Besarnya, Habib Rizieq Shihab, seperti Munarman, Habib Bahar bin Smith, hingga Rizieq Shihab sendiri. FPI pun kini sudah dibubarkan dan menjadi organisasi terlarang oleh pihak pemerintah, Reuni 212 beberapa waktu lalu juga sempat mengalami kendala karena tidak memperoleh izin dan ditentang oleh banyak pihak.

Mungkin apabila mengatakan mereka yang terjerat kasus hukum sebagai imbas dari kutukan sumpah Ahok masih bisa dipahami. Namun, jika sudah menyangkut dengan mereka yang sudah meninggal, sungguh hal tersebut sangat tidak pantas dan bertentangan dengan nilai kemanusiaan.

Banyak yang menyebut kematian Haji Lulung sebagai dampak dari kutukan Ahok menyusul sosok-sosok lawan politik Ahok yang sudah meninggal terlebih dahulu. Hal ini tentunya sangat konyol dan menuai kritik dari sejumlah pihak karena tidak etis apabila menyangkut pautkan kematian dengan kutukan.

Hal ini seperti dikatakan oleh Pengamat Politik Yunarto Wijaya yang menegaskan agar masyarakat untuk berhenti mengaitkan kematian Haji Lulung maupun sosok-sosok yang terindikasi lawan politik Ahok lainnya dengan sumpah Ahok di masa lalu.

“Stop ketololan percaya kalo ada orang yang masuk penjara atau meninggal itu ada kaitannya kutukan dengan sikapnya di pilkada/pemilu,” kata Yunarto Wijaya.

Yunarto Wijaya mengingatkan bahwa dari dua kubu yang terbentuk saat Pilkada/Pemilu, sama-sama ada yang terkena kasus hukum dan meninggal. Terlebih, menurutnya, pihak-pihak dalam kedua kubu tersebut sama-sama adalah manusia yang bisa melakukan kesalahan dan pasti meninggal suatu saat.

“Dua belah kubu ada yang kena kasus hukum dan meninggal juga kok. Sama-sama manusia, bisa salah dan pasti meninggal,” katanya.

Ahok sendiri pun saat mendengar kabar kematian Haji Lulung turut menyampaikan duka citanya dan bahkan mendoakannya. Ia juga bahkan mengirimkan karangan bunga ke Rumah Duka mendiang Haji Lulung.

“Turut berduka cita. Semoga arwah almarhum diterima di sisi Allah,” ungkap Ahok.

Ahok juga pernah mengakui bahwa dirinya sudah tidak memiliki dendam apapun dengan pihak-pihak yang mengirimnya ke jeruji besi. Kepada para lawan politiknya yang juga sudah meninggal sebelum Haji Lulung, Ahok juga tak pernah lupa untuk menyampaikan duka cita dan mendoakan mereka. Ia kini juga sudah hidup bahagia dengan keluarganya dan kembali menjalankan tugasnya sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina.

Namun kini, justru masyarakat yang masih terpolarisasi dan masih terus menerus mengungkit pertikaian antara Ahok dengan para lawan-lawan politiknya di masa lalu tersebut. Terlebih, terkadang mereka baik yang mengaku berada di pihak Ahok maupun di pihak lawan-lawan Ahok sama-sama kerap melontarkan sikap-sikap yang tidak pantas dan terus meruncingkan perpecahan.

Hal tersebut tentu saja berlawanan dengan sikap sosok-sosok yang mereka dukung, termasuk Ahok, yang justru sudah tidak mempermasalahkan kembali peristiwa di masa lalu. Mereka tampak sudah sama-sama ikhlas dan sudah sibuk dengan urusan masing-masing tanpa mengungkit hal yang sudah terjadi sehingga menghindari perpecahan yang lebih jauh.

Hukum kausalitas justru yang bekerja di sini. Meninggalnya sosok-sosok tersebut adalah suatu hal yang lumrah sebagai manusia yang takdirnya pasti akan menemui ajal, sehingga tidak ada hubungannya dengan kutukan atau semacamnya. Sama halnya dengan mereka yang ditimpa kasus, tentu disebabkan oleh kesalahan mereka sendiri dan tak ada hubungannya dengan peristiwa masa lalu yang tidak memiliki keterkaitan apapun.

Haji Lulung, Tengku Zulkarnaen, dan yang lainnya meninggal karena penyakit yang mereka derita dan tak mampu diselamatkan. Sementara Rizieq ataupun Bahar dipenjara karena kesalahan mereka yang bertentangan dengan hukum sehingga harus dihukum. Begitu pula dengan FPI yang dibubarkan dikarenakan organisasi tersebut bertentangan dengan hal lain yang menyebabkan mereka harus dibekukan. Seluruhnya sama sekali tak memiliki kaitan dengan sikap mereka dalam memenjarakan Ahok pada 2016 lalu.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *