Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Stop Penghinaan Berbau Sara, Jangan Saling Benci



loading…

Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh mengajak masyarakat menahan diri dan tidak terprovokasi isu yang berkembang terkait pernyataan kontroversial Gus Fuad Plered, baru-baru ini. Foto: Dok SINDOnews

JAKARTA – Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh mengajak masyarakat menahan diri dan tidak terprovokasi isu yang berkembang terkait pernyataan kontroversial yang disampaikan Gus Fuad Plered, baru-baru ini.

“Meski menimbulkan kegelisahan di tengah publik, saya mengimbau agar masyarakat tidak terpancing emosi atau narasi-narasi yang berpotensi memecah belah persatuan dan tetap menjaga ketenangan serta tidak terprovokasi,” ujar Asrorun, Sabtu (12/4/2025).

“Stop penghinaan atas nama Sara. Jangan beri ruang untuk saling benci,” sambungnya.

Dalam situasi seperti ini penting untuk mempercayakan sepenuhnya proses penanganan kepada aparat penegak hukum.

“Jangan main hakim sendiri, percayakan kepada penegak hukum. Jika main hakim sendiri justru berpotensi memperkeruh suasana dan merugikan banyak pihak,” tuturnya.

Dalam hal ini, aparat penegak hukum diharapkan memiliki sensitivitas terhadap situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

“Langkah-langkah penegakan hukum perlu segera diambil secara profesional dan transparan guna memberikan rasa keadilan serta menenangkan keresahan publik,” katanya.

Asrorun juga berpesan agar aparat hukum perlu bergerak cepat mengambil langkah hukum atas dugaan tindak pidana Sara agar masyarakat yang menjadi korban merasa memperoleh keadilan. Kemudian, memberikan efek jera terhadap upaya provokasi yang berpotensi merusak harmoni dan persatuan.

“Kesan lamban dan pembiaran akan menjadi bensin yang bisa menyulut api kekerasan horizontal,” tambahnya.

Karena itu, dia mengajak semua elemen masyarakat bersama-sama menjaga kondusivitas dan mencegah perpecahan.

“Mari jaga persatuan dengan mengedepankan akal sehat, hukum, dan rasa saling memaafkan, menghormati di tengah perbedaan, serta tidak menyebarluaskan konten provokatif yang dapat memperkeruh keadaan,” ujar Asrorun.

(jon)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *