Spiritualitas dan Kesuksesan Layanan Haji



loading…

Direktur KSKK Madrasah, Ditjen Pendidikan Islam, Kemenag Muchamad Sidik Sisdiyanto. FOTO/DOK.PRIBADI

Dr H Muchamad Sidik Sisdiyanto, SAg, MPd
Direktur KSKK Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI

JUTAAN umat Islam saat ini sedang menunaikan serangkaian ibadah haji di tanah suci. Dengan penuh semangat yang mengharu biru semuanya berharap menjadi haji yang mabrur. Dari jutaan jamaah dari berbagai negara tersebut, sebanyak 241.000 adalah jamaah haji asal Indonesia. Tahun 2024, kuota jamaah haji Indonesia mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah penyelenggaraan haji. Jumlah ini termasuk kuota tambahan sebesar 20.000 jamaah, yang terdiri dari 10.000 kuota untuk jamaah haji reguler dan 10.000 untuk jamaah haji khusus. Indonesia menjadi negara dengan jumlah kuota jamaah haji terbesar di dunia, disusul oleh Pakistan, India, Bangladesh, dan Iran.

Spiritualitas Haji

Haji merupakan salah satu rukun Islam yang kelima, yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara fisik, mental, maupun finansial, setidaknya sekali seumur hidup. Setiap jamaah haji ingin meraih haji mabrur. Dari sisi bahasa, al mabrur adalah isim maf’ul dari akar kata al birru. Al birru itu artinya kebaikan atau kebajikan. Dengan demikian, al hajjul mabruru artinya haji yang diberikan kebaikan dan kebajikan.

Dari sisi istilah, haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah, kemudian berdampak pada kebaikan diri, serta bermanfaat bagi orang lain dan tentunya terjadi perubahan ke arah yang lebih baik usai pulang dari tanah suci. Karena kemabruran dapat dilihat dari aktivitas seseorang setelah melaksanakan ibadah haji yakni terpancar kebaikan dan keistikomahan saat di tanah air.

Ibadah haji mendorong jamaah menjauh dari ketergantungan dengan dunia dan segala isinya yang begitu fana. Haji merupakan perjalanan spiritual dan merupakan ibadah yang memerlukan sikap tawadhu dan melepaskan diri dari berbagai kesenangan materi untuk bersimpuh di hadapan keagungan Allah SWT. Berseragam putih-putih ketika ihram untuk mengingatkan kain kafan yang akan membalutnya saat kematian. Mereka menunaikan manasik yang sama di tempat yang sama, mengumandangkan talbiyah yang sama, wukuf di Arafah, thawaf, mabit, dan melempar jumrah. Dimensi spiritualitas haji perlu kita pahami sebagai makna batin, makna yang terkandung dalam hikmah Ibadah haji. Mabrur tidak datang tiba-tiba. Tetapi harus diusahakan, mulai dari sebelum, saat, dan setelah pelaksanaan ibadah haji. Untuk meraih haji mabrur harus dipersiapkan dengan memahami fikih haji, melaksanakan yang diwajibkan dan disunahkan serta meninggalkan yang dilarang.

Kesuksesan Penyelenggaraan

Penyelenggaraan ibadah haji adalah sebuah proses yang kompleks dan melibatkan banyak pihak, termasuk pemerintah, organisasi keagamaan, dan masyarakat umum. Di Indonesia, penyelenggaraan haji menjadi tanggung jawab besar yang dikelola secara sistematis oleh pemerintah melalui Kementerian Agama. Setiap tahun, penyelenggaraan haji Indonesia semakin baik karena inovasi layanan. Di bawah kepemimpinan Gus Menteri, Yaqut Cholil Qoumas, kementerian agama terus berinovasi agar penyelenggaraan haji semakin baik dari tahun ke tahun. Seperti misalnya, pada musim haji 2023, Kementerian agama mengangkat tema “Haji Ramah Lansia” atau yang disingkat HRL. HRL tahun 2023 membuat para lansia tersenyum karena mendapatkan layanan khusus (special treatment). Jamaah haji lansia memang sudah sepatutnya mendapat special treatment sesuai tradisi kita orang Indonesia yang menghormati dan memuliakan orang tua, lebih-lebih mereka adalah tamu Allah SWT.

Gus Men sangat peduli terhadap lansia demi bisa menunaikan panggilan Allah yang sudah mereka rindukan puluhan tahun lalu. Kebijakan ini juga sebagai bentuk bahwa negara hadir untuk semua elemen bangsa, bahwa haji tidak hanya untuk yang muda dan kuat fisiknya, melainkan juga untuk yang lansia yang sudah menunggu sekian lama untuk menunaikan ibadah di tanah suci.

Kebijakan haji ramah lansia ini menegaskan bahwa Negara tidak membeda-bedakan masyarakat dalam menunaikan ibadah haji. Semua memiliki hak yang sama untuk menunaikan ibadah. Dalam menyukseskan haji ramah lansia ini, Gus Men memastikan petugas haji menjadi problem solver serta siap siaga membantu para jamaah lansia dan berkubutuhan khusus. Kemudian, pada akhirnya pelaksanaan haji 2023 berjalan sukses. Dan terobosan HRL dilanjutkan di tahun 2024 ini.

Inovasi Murur

Berbagai inovasi layanan juga terus dilakukan oleh Kementerian Agama dalam rangka membantu jamaah haji Indonesia memperoleh kenyamanan dan pada akhirnya menjadi haji mabrur. Di tahun 2024 ini, Menteri Agama mengeluarkan kebijakan murur di Muzdalifa. Murur atau mabit di dalam mobil saat berada di Muzdalifah. Murur ini istilah yang digunakan untuk menggambarkan jamaah yang memiliki udzur atau halangan tertentu yaitu jamaah sakit, lansia, jamaah dengan resiko tinggi (risti), dan penyandang disabilitas serta pendampingnya (jumlahnya sekitar 30%) yang melintasi Muzdalifah tanpa berhenti untuk bermalam (mabit). Strategi murur ini sangat efektif membantu mengurangi kepadatan di Muzdalifah.

Peristiwa Muzdalifah tahun 2023 menjadi pelajaran yang sangat berharga. Banyak jamaah haji yang tertinggal di Muzdalifah karena macet parah di jalur Muzdalifah-Mina. Seharusnya jam 8 pagi jamaah sudah meninggalkan Muzdalifah, tetapi sebagian jamaah masih tertinggal di Muzdalifah hingga siang hari. Perlu diketahui bahwa Muzdalifah merupakan padang yang panas, tanpa tenda, minus fasilitas, yang ada adanya toilet.

Muzdalifah adalah salah satu titik penting dari tiga titik pergerakan haji yang dikenal sebagai Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). Berbeda dengan Arafah dan Mina, mabit di Muzdalifah hanya berlangsung satu malam pada malam 10 Zulhijjah. Kawasan Muzdalifah yang sempit dan waktu yang terbatas mengharuskan penyelenggara haji untuk mengatur pergerakan jamaah dengan cermat. Strategi murur menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan ini.

Dengan penerapan murur, jamaah yang memiliki udzur dapat melaksanakan bagian dari prosesi haji tanpa menambah kepadatan di Muzdalifah. Ini memungkinkan jamaah yang mampu bermalam di Muzdalifah mendapatkan ruang yang lebih luas dan mengurangi risiko kepadatan yang berlebihan seperti tahun sebelumnya. Alhamduillah berkat kebijakan ini jamaah haji Indonesia sudah meninggalkan Muzdalifah pada pukul 7.34 pagi (waktu Arab Saudi) dan berada di Mina.

Penerapan strategi murur ini menunjukkan upaya keras Menteri Agama, Gus Men dalam menyukseskan pelaksanakan ibadah haji. Murur pada haji tahun 2024 merupakan inovasi penting dalam manajemen kerumunan dan logistik yang lahir dari fukaha Indonesia. Jamaah tidak perlu khawatir, murur membuat hajinya sah dan menyelematkan jiwa sesuai dengan pendapat ulama musytasyar dini (penasihat keagamaan)—terdiri dari para ahli agama (ulama) yang bertugas membuat analisis, memberikan arahan dan kajian serta rekomendasi terkait aspek ibadah dan manasik haji—serta ulama ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, MUI, Persis dan lain-lain, membolehkan murur seperti di atas.

Upaya keras Menteri Agama dalam mengelola pelaksanaan haji dengan profesional dan inovasi memberikan harapan bahwa ibadah haji tahun 2024 dapat terlaksana dengan lancar dan berkesan bagi seluruh jamaah dan bisa menjadi bahan dan gambaran menyukseskan penyelenggaran ibadah haji berikutnya.

(abd)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *