Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Sinergi Indonesia-Malaysia di KTT ASEAN Plus



loading…

Khairi Fuady, Co-Founder Indonesia South-South Foundation. Foto/Istimewa

Khairi Fuady
Co-Founder Indonesia South-South Foundation

BULAN lalu, Presiden Prabowo Subianto menerima panggilan telepon dari Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Utama Haji Anwar Ibrahim. Keduanya membahas rencana Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang akan digelar di Malaysia pada bulan ini.

Panggilan ini tampaknya bukan sekadar basa-basi diplomatik, melainkan cerminan dari semangat kolaborasi dua pemimpin kawasan yang tengah menavigasi dunia di tengah badai geopolitik dan ekonomi global.

Menariknya, KTT ASEAN tahun ini bukanlah perhelatan biasa. Selain melibatkan negara-negara anggota ASEAN, forum ini juga mengundang China serta negara-negara Teluk yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council (GCC).

Format ini, yang dikenal sebagai KTT ASEAN Plus, menandakan langkah berani untuk memperluas cakrawala diplomasi kawasan. Ini bisa menjadi bukan sekadar ajang seremonial, melainkan panggung strategis untuk merajut kemitraan baru di tengah ketidakpastian global.

Gejolak Global dan Urgensi Diversifikasi Pasar

Dunia saat ini sedang limbung. Perang tarif, retaliasi ekonomi, dan polarisasi geopolitik telah menciptakan ketidakpastian pasar yang mengguncang banyak negara. Teori ekonomi modern, khususnya konsep diversifikasi pasar yang dikembangkan oleh ekonom seperti Harry Markowitz, menegaskan bahwa mengurangi ketergantungan pada satu pasar atau mitra dagang adalah kunci untuk memitigasi risiko.

Dalam konteks ini, ASEAN, dengan posisinya yang strategis di persimpangan perdagangan global, memiliki peluang emas untuk memperkuat kemitraan dengan berbagai blok ekonomi—dari China yang sedang naik daun hingga negara-negara Teluk yang kaya energi. Di tengah pusaran polarisasi global, ASEAN tidak bisa lagi bertumpu pada satu kekuatan besar, baik itu “Uncle Sam” Amerika Serikat, Rusia dengan ambisi geopolitiknya, maupun China dengan pengaruh ekonomi yang masif.

Ketergantungan berlebihan pada satu pihak hanya akan membuat negara-negara ASEAN menjadi pion di papan catur global. Sebaliknya, ASEAN harus tampil sebagai aktor independen dengan determinasi kuat, namun tetap terbuka untuk menjalin persahabatan lintas benua. Di sinilah peran Prabowo Subianto dan Anwar Ibrahim menjadi krusial.

Tiki-Taka Diplomasi Prabowo-Anwar Ibrahim

Prabowo dan Anwar Ibrahim adalah dua saudara senior dalam politik kawasan yang memiliki modal unik untuk memainkan tiki-taka diplomatik yang strategis. Prabowo, dengan latar belakang militer dan jaringan luas di kalangan elite global, diharapkan bisa menjadi deal maker yang ulung.

Pengalamannya sebagai Menteri Pertahanan dan koneksi dengan kekuatan militer kawasan menjadikannya figur yang disegani untuk memperkuat posisi ASEAN dalam isu-isu keamanan regional. Di sisi lain, Anwar Ibrahim adalah sosok yang cukup diperhitungkan di dunia Islam.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *