Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Saksikan INTERUPSI Gaduh Gas Melon, Siapa Tertuduh? Malam Ini Bersama Ariyo Ardi, Anisha Dasuki, dan Narasumber Kredibel, Live di iNews



loading…

Saksikan INTERUPSI Gaduh Gas Melon, Siapa Tertuduh? Malam Ini Bersama Ariyo Ardi, Anisha Dasuki, dan Narasumber Kredibel, Live di iNews

JAKARTA – Masyarakat di berbagai daerah di Indonesia dibuat resah oleh kelangkaan gas elpiji 3 kg atau yang lebih dikenal sebagai gas melon. Warga yang biasanya dengan mudah mendapatkan gas di warung atau pengecer, kini harus rela antre panjang atau bahkan pulang dengan tangan kosong. Meski pemerintah dan Pertamina mengklaim bahwa pasokan telah kembali stabil, kenyataannya di lapangan distribusi masih belum kembali normal.

Dalam episode terbaru INTERUPSI “Gaduh Gas ‘Melon’, Siapa Tertuduh?” malam ini bersama Ariyo Ardi, Anisha Dasuki, Prita Laura, Abdul Rahman Farisi dan narasumber kredibel lainnya akan hadir membahas fenomena kelangkaan gas melon dan siapa sebenarnya yang harus bertanggung jawab atas kegaduhan ini.

Baca Juga: Plus Minus 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran

Kelangkaan gas elpiji adalah hasil dari serangkaian faktor yang saling berkaitan. Namun, ada beberapa pihak yang perlu bertanggung jawab dalam memastikan pasokan dan distribusi berjalan dengan baik. Pemerintah sebagai regulator harus lebih tegas dalam mengawasi distribusi gas bersubsidi. Jika ada ketidakseimbangan pasokan, segera lakukan intervensi dengan menambah kuota di daerah terdampak. Sementara itu, Pertamina sebagai pemasok utama juga harus memastikan bahwa distribusi berjalan dengan lancar dan tepat sasaran. Penasaran bagaimana para pakar menanggapi persoalan ini?

Saksikan selengkapnya di INTERUPSI “Gaduh Gas ‘Melon’, Siapa Tertuduh?” malam ini bersama para narasumber, Prita Laura-Jubir PCO, Abdul Rahman Farisi-Sekretaris Bidang Kebijakan Ekonomi Partai Golkar, Sandi Suwardi Hasan-Asosiasi IUMKM, dan Adi Prayitno-Pengamat Politik, Pukul 20.00 WIB, Live di iNews.

(zik)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *