Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Roy Suryo Ibaratkan Jokowi Petruk, The Real King Maker



loading…

Pakar telematika Roy Suryo mengibaratkan mantan Presiden Jokowi sebagai tokoh pewayangan yakni Petruk saat dialog Rakyat Bersuara dengan tema Cawe-cawe Kasus, Jokowi: Saya Ada Batasnya! di iNews, Selasa (18/3/2025). Foto: iNews

JAKARTA – Pakar telematika Roy Suryo mengibaratkan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai tokoh pewayangan yakni Petruk . Hal ini diibaratkan Roy Suryo saat dialog Rakyat Bersuara dengan tema “Cawe-cawe Kasus, Jokowi: Saya Ada Batasnya!” di iNews, Selasa (18/3/2025).

Roy Suryo mengungkapkan bahwa dalam filosofi Jawa, seseorang yang sudah kehilangan kesabarannya bisa melakukan tindakan tertentu. Dia juga menyoroti bagaimana masyarakat cenderung abai terhadap kondisi yang terjadi di negara ini.

“Orang-orang daerah itu punya penggambaran dalam budaya mereka. Apa yang dilakukan dia selama ini sebenarnya sudah tergambar di masa lalu. Dalam kesenian tradisional Jawa, ada tokoh wayang bernama Petruk. Nah, Petruk ini pernah menjadi raja di Indonesia dan itu ada ceritanya sendiri,” ujar Roy Suryo sambil menunjukkan wayang Petruk yang dibawanya.

“Jadi bumi gonjang-ganjing sekarang Wakanda ini lagi gonjang-ganjing karena apa? Ada sosok ini, Petruk. Jadi kalau ada Semar di sana, nah itu kan Petruk itu anaknya Semar tapi Petruk ini pernah jadi ratu di Indonesia dan itu ada ada ceritanya Petruk jadi Ratu,” katanya.

Dia menjelaskan lebih lanjut mengenai karakter Petruk yang dalam pewayangan pernah menjadi raja dengan gelar Prabu Kantong Bolong. Gelar itu merujuk pada seseorang yang mengklaim memiliki kekayaan besar namun pada akhirnya jatuh oleh rakyatnya sendiri.

“Petruk pernah jadi raja dengan nama Prabu Kantong Bolong, yang pernah bilang ‘di kantong kanan saya ada Rp11.000 triliun, di kantong kiri saya juga ada Rp11.000 triliun.’ Tapi karena kantongnya bolong akhirnya jatuh juga,” ucap Roy.

Dia menilai Jokowi masih memegang peran penting dalam perpolitikan Indonesia layaknya karakter dalam film The Godfather. Dia menyoroti penggunaan kaus bertuliskan “The Real King Maker” yang dipakainya. Sehingga, hal ini menguatkan anggapan bahwa Jokowi masih berperan besar dalam menentukan arah politik Tanah Air.

“Nah, kalau dia masih menumpang. Kalau dia masih mengangkangi gini ya itu artinya apa sama kalau bicara dengan Indonesia ya kita juga punya yang dalam film itu. Jadi dia tuh seperti The Godfather. Jadi king makernya yang masih dia, masih Petruk ini lho,” ujarnya.

(jon)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *