Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Profil Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta yang Bisa Terpilih Jadi Paus Selanjutnya



loading…

Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo dijadwalkan bertolak ke Vatikan pada Minggu, 4 Mei 2025, untuk mengikuti agenda Konklaf atau pemilihan Paus baru. FOTO/DOK.KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

JAKARTA Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo dijadwalkan bertolak ke Vatikan pada Minggu, 4 Mei 2025. Perjalanannya itu ditujukan untuk mengikuti agenda Konklaf atau pemilihan Paus baru.

Setelah wafatnya Paus Fransiskus , Gereja Katolik memasuki masa sede vacante yang mengharuskan konklaf digelar untuk menentukan pemimpin baru. Ignatius Suharyo yang diangkat sebagai kardinal pada 2019 ternyata memiliki hak suara dalam proses ini dan secara teoritis bisa juga terpilih sebagai Paus.

Namun, konklaf bukanlah sekadar ajang politik, melainkan proses spiritual yang dipandu oleh diskusi mendalam tentang masa depan Gereja. Meski peluangnya terpilih kecil, statusnya sebagai perwakilan Asia dalam konklaf sudah memunculkan rasa bangga tentang peran Indonesia di panggung global Gereja Katolik.

Profil Ignatius Suharyo

Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo lahir pada 9 Juli 1950 di Sedayu, Yogyakarta. Ia telah menjadi Uskup Agung Jakarta sejak Juni 2010.

Pada latar belakangnya, Ignatius Suharyo diketahui sebagai putra dari Florentinus Amir Hardjodisastra dan Theodora Murni Hardjadisastra. Berasal dari keluarga dengan keagamaan yang kuat, ia dulunya mengaku tidak berniat menjadi pastor.

Namun, jalan hidupnya telah berubah seiring waktu. Setelah mendapat banyak motivasi, ia masuk Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Yogyakarta.

Pada Januari 1976, Ignatius Suharyo yang sebelumnya ditahbiskan menjadi imam diosesan melanjutkan studi ke Roma, Italia. Di sana, ia lalu menyelesaikan studi doktor Teologi Biblis di Universitas Urbaniana pada 1981.

Pulang ke Indonesia, Suharyo ditunjuk menjadi Uskup Agung Semarang menggantikan Mgr Julius Darmaatmadja SJ. Pada 22 Agustus 1997, ia resmi ditahbiskan sebagai Uskup Agung Semarang.

Beberapa waktu berlalu, Suharyo ditunjuk menjadi Uskup Agung Jakarta pada 29 Juni 2010. Waktu itu, ia diplot untuk menggantikan Kardinal Julius Darmaatmadja SJ yang sebelumnya telah pensiun.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *