loading…
Korean Link yang berdiri sejak bulan November 2020, bertujuan membuka potensi kerja sama baru perusahaan-perusahaan Korea. (Foto: dok KB Bank)
Dengan dukungan besar dari KB Kookmin Bank sebagai pemegang saham mayoritas KB Bank, membuka peluang bagi perseroan untuk menggarap nasabah perusahaan-perusahaan Korea Selatan yang beroperasi di Indonesia yang memiliki kaitan bisnis dengan KB Kookmin Bank dan KB Financial Group di Korea Selatan.
Saat ini sejumlah perusahaan Korea Selatan baik berskala menengah maupun besar telah bekerja sama dengan KB Bukopin dan ada lebih dari 2.000 perusahaan asal Korea Selatan di Indonesia, sehingga peluang dan potensi untuk menjadi nasabah Korean Link Business masih terbuka luas.
Korean Link adalah salah satu departemen unit bisnis di bawah Direktorat SME & Wholesale KB Bank. Seperti departemen lain di Direktorat SME & Wholesale, Korean Link menawarkan produk pendanaan (funding) dan pinjaman (lending).
“Fokusnya perusahaan-perusahaan besar dan dibagi dua, yakni Korean Link dan Non Korean. Sampai sejauh ini memang kami cukup terbuka untuk kita masuk ke semua sektor, tapi di luar dari sektor batu bara, kami belum masuk,” kata Kepala Divisi Bisnis Corporate KB Bank Feisel Martha.
Untuk diketahui, posisi portfolio lending per bulan Mei 2024 adalah sebesar Rp4,8 triliun dan posisi funding per bulan Mei 2024 adalah sebesar Rp4,1 triliun. Angka yang tersebut sudah terbentuk selama empat tahun Korean Link berdiri.
Korean Link yang berdiri sejak bulan November 2020, bertujuan membuka potensi kerja sama baru dengan perusahaan-perusahaan Korea yang memiliki kantor representatif di Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang memiliki kepemilikan dari perusahaan Korea atau terafiliasi dengan perusahaan Korea dan perusahaan swasta nasional.
Feisel menambahkan, Korean Link untuk produk funding bagi nasabah korporasi, minimal dana kelolaan sebesar Rp25 miliar. Sedangkan untuk lending, target penjualan minimal Rp20 miliar. Selain memberikan kredit dalam bentuk bilateral, salah satu klasifikasi terbesar dari portofolio lending Korean Link adalah kredit sindikasi.
“Jadi kami banyak berpartisipasi dalam transaksi sindikasi. Sindikasi itu kan bersama-sama dengan bank lain membuka hubungan. Sehingga kami juga sering berkolaborasi, misalnya ada kesempatan diajak sesama bank Korea, ada prospek kita berikan pendanaan,” ujarnya.
Dia menambahkan, dalam kurun waktu tiga tahun ini terdapat 15-16 transaksi sindikasi. Untuk transaksi sindikasi KB Bank mencakup sektor pertambangan nikel, properti, hingga fasilitas bilateral ke rumah sakit Mayapada.
“Kami terus mencoba menggali nasabah-nasabah baru yang bilateral. Kita buatkan kondisi supaya mereka setidaknya mengalihkan dananya lewat kami. Kami juga sampai saat ini ingin menambah portofolio baru, tapi kami lakukan secara terarah sehingga kami coba seimbangkan dari bunga,” ujarnya.
Dari segi agrikultural KB Bank juga sudah mulai dengan Environment, Social, and Governance (ESG) berupa fasilitas kredit hijau. Perusahaan juga berpartisipasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) melalui kerja sama melalui sistem pembayaran beberapa rumah sakit, sekolah, universitas.
“Sudah berjalan ini sudah kita tingkatkan kerja sama dan membantu cash management mereka. Diharapkan baik dari pembiayaan maupun funding dari perusahaan-perusahaan besar di Indonesia ada perusahaan Korea yang berinvestasi, namun tetap target perusahaan Indonesia,” ujarnya.
Potensi Korean Link