Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Peran Swasta dan Filantropi Vital dalam Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca



loading…

Diskusi Collective Climate Action: Strengthening Actions to Meet Ambitious NDCs Together di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP29 UNFCCC di Baku, Azerbaijan, Sabtu (16/11/2024). Foto/Dok. SINDOnews

BAKU – Sektor swasta dan lembaga filantropi punya peran besar dalam pengurangan target emisi karbon Indonesia yang sangat ambisius. Maka diharapkan dunia usaha dan lembaga filantropi memberi dukungan untuk semakin memperkuat upaya pengurangan emisi karbon Indonesia demi mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC).

”Lembaga filantropi dapat menjadi poros dalam pengurangan emisi karbon. Sementara peran sektor swasta juga sangat besar,” kata Direktur Mobilisasi dan Sumberdaya Sektoral dan Regional Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Wahyu Marjaka saat menyampaikan pidato kunci pada sesi diskusi panel bertajuk Collective Climate Action: Strengthening Actions to Meet Ambitious NDCs Together di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP29 UNFCCC di Baku, Azerbaijan, Sabtu (16/11/2024).

Wahyu menekankan sektor swasta harus melakukan praktik-praktik bisnis berkelanjutan dalam operasinya. Praktik bisnis berkelanjutan harus menjadi bagian dari strategi korporasi.

Dalam dokumen Enhanced NDC, target pengurangan emisi GRK Indonesia pada 2030 sebesar 31,89% dari business as usual (BAU) dengan upaya sendiri atau 43,20% dengan dukungan internasional.

Sementara itu Deputy Director External Relations April Group Rita Alim menjelaskan, untuk memperkuat aksi iklim, pihaknya mempromosikan pengelolaan limbah berkelanjutan dalam strategi bisnis perusahaan. “Kami mengimplementasikan Waste to Value Initiative untuk memanfaatkan kembali limbah non B3 sebagai energi, pupuk, hingga pengganti aspal,” ujarnya.

Lebih lanjut Rita menjelaskan berkat komitmen April Group dalam produksi bersih, produksi limbah B3 terus berkurang. Sementara untuk limbah non B3, dilakukan upaya pemanfaatan kembali.

Misalnya untuk pemanfaatan sludge yang masih mengandung bahan organik dari serat kayu sebagai pengganti bahan bakar. Dulu limbah sludge tersebut hanya ditimbun di tempat pengelolaan akhir.

“Ini adalah komitmen kami untuk mempromosikan pengelolaan limbah berkelanjutan dengan memanfaatkannya sebagai sumber energi ketimbang ditimbun di TPA yang menghasilkan emisi gas rumah kaca,” katanya.

Pemanfaatan sludge sebagai bahan energi sukses menurunkan emisi GRK sebesar 317.081 ton karbondioksida (CO2e) per tahun. Capaian ini setara 2,5% dari target penurunan GRK tahunan April Group. Penurunan emisi GRK dari pemanfaatan sludge juga termasuk penurunan emisi metana sebesar 6.526 ton per tahun.

Selain untuk sumber energi, pemanfaatan limbah non B3 juga dilakukan untuk pengerasan jalan raya dan pupuk. “Tahun 2023, kami memanfaatkan ulang lebih dari 323.000 ton limbah Non B3 yang berdampak pada penghematan biaya,” tuturnya.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *