Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Penguatan Ideologi Pancasila dan Semangat Kebangsaan di Tengah Konflik Antarnegara



loading…

Ketua Program Studi Kajian Terorisme SKSG Universitas Indonesia (UI), Muhamad Syauqillah menjelaskan pentingnya penguatan ideologi Pancasila dan semangat kebangsaan. Foto/Ist

JAKARTA – Memanasnya perang Iran dan Israel hingga mengikutsertakan negara-negara lain ditengarai berpotensi memunculkan konflik proksi di belahan dunia lain, tak terkecuali Indonesia. Hal ini mengingatkan semua tentang pentingnya penguatan ideologi Pancasila dan semangat kebangsaan.

Sehingga Indonesia tetap berdiri kokoh menghadapi terpaan propaganda segregatif untuk mereduksi potensi konflik domestik.

Baca juga: Generasi Milenial Penting Dibekali Ideologi Pancasila

Menghadapi potensi terjadinya konflik akibat dampak dari konflik di Timur Tengah, Ketua Program Studi Kajian Terorisme SKSG (Sekolah Kajian Stratejik dan Global) Universitas Indonesia (UI), Muhamad Syauqillah menekankan pentingnya upaya memperkuat narasi kerukunan dan perdamaian sesama anak bangsa. Ia menegaskan bahwa pembukaan UUD 1945 secara tegas mengamanatkan perdamaian dan kemanusiaan.

“Indonesia memiliki kewajiban menjaga perdamaian dunia melalui politik luar negeri bebas aktif,” ujar Syauqillah di Jakarta, dikutip Kamis (26/6/2025).

Dia pun berpendapat bahwa prinsip non-blok yang telah digagas lama oleh para pendiri bangsa, dipertahankan hingga kini agar Indonesia tidak tergiring dalam konflik geopolitik yang meruncing. Pengaruh radikalisme dan intoleransi diperingatkan sebagai ancaman serius bagi stabilitas nasional.

Menurut Syauqillah, upaya delegitimasi suatu negara kerap dijalankan oleh kelompok ekstremis. “Seruan ‘perang akhir zaman’ tidak boleh dijadikan dalih intervensi agama,” tegasnya.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *