Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Peneliti Maarif Institute Jadi Doktor Administrasi Publik Pertama di UMJ



loading…

Peneliti Senior Maarif Institute Endang Tirtana menjadi doktor pertama untuk jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Foto/Istimewa

JAKARTA – Peneliti Senior Maarif Institute Endang Tirtana menjadi doktor pertama untuk jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta ( UMJ ). Dia resmi menyandang gelar doktor setelah sukses mempertahankan disertasinya dalam sidang promosi doktor Administrasi Publik FISIP UMJ.

Rektor UMJ Ma’mun Murod mengungkapkan bahwa Endang Tirtana menjadi doktor pertama untuk jurusan Administrasi Publik. “Bapak Endang Tirtana resmi menyandang gelar doktor. Dan menjadi yang pertama di Administrasi Publik Fisip UMJ,” ujarnya usai sidang terbuka di UMJ, Rabu (5/2/2025).

Endang dalam disertasinya mengusung tema Model Partisipasi Muhammadiyah dalam Penanganan Covid-19: Studi Kasus Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Dia menemukan, keberhasilan Muhammadiyah dalam menghadapi krisis dengan kehadiran MDMC.

Karena Muhammadiyah menggunakan pendekatan holistik yang memprioritaskan misi sosial adaptasi, peningkatan sistem dan antisipasi tantangan di masa mendatang.

“Penelitian ini menemukan bentuk partisipasi MDMC dalam kebijakan penanganan pandemi Covid-19 ditopang dan digerakkan oleh proses kolaborasi internal dan eksternal dan berbagai sumber daya di tingkat pusat hingga akar rumput,” ujarnya.

“Serta praktik inovasi yang mampu menjawab kebutuhan dan tantangan sehingga mampu mempercepat kebijakan penanganan dampak pandemi di Indonesia,” kata Endang Tirtana.

Untuk itu, dia menyarankan, Muhammadiyah membangun saluran komunikasi yang lebih efektif dengan pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan adalah membentuk forum diskusi rutin atau platform kolaboratif.

“MDMC perlu meningkatkan evaluasi program secara mendalam dan berkelanjutan untuk memastikan dampak program terhadap kebutuhan masyarakat. Selama ini, evaluasi belum menyeluruh, sehingga kualitas partisipasi masyarakat belum dapat diukur dengan presisi,” imbuhnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pemerintah perlu menerapkan pendekatan kolaboratif dan inovatif khususnya melibatkan organisasi berbasis agama secara luas dalam pengerbangan kebijakan. Mulai dari proses perencanaan kebijakan, implementasi dan evaluasi kebijakan

“Penelitian selanjutnya perlu menguji model partisipasi integratif ini dalam konteks krisis lainnya, seperti bencana alam dan krisis kesehatan lainnya melalui berbagai pendekatan ilmiah baik menggunakan metode kualitatif maupun kuantitatif,” pungkasnya.

(rca)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *