loading…
Sebuah rumah ambruk akibat gempat Tuban M6,5 yang terjadi pada Jumat (22/3/2024). FOTO/IST
“Rusak berat diperbaiki oleh tim, rusak sedang dan ringan dibangun oleh yang punya rumah. Kalau mereka punya sumber daya silakan bangun pakai uang sendiri nggak papa, nanti haknya (mendapatkan uang perbaikan) tetap dapat,” kata Suharyanto saat memimpin Rapat Penanganan Darurat Gempa di Kantor Bupati Gresik, Senin (25/3/2024).
“Rumah rusak berat dibangunkan oleh kita, kalau yang punya rumah tidak berdasarkan kaidah rumah tahan gempa,” sambungnya.
Selain perbaikan rumah, BNPB juga akan memberikan dana bagi mereka yang rumahnya yang sedang dibangun kembali. Bantuan itu agar masyarakat bisa tinggal di tempat lain untuk sementara waktu, sambil menunggu proses renovasi rumahnya selesai.
“Yang rusak berat, yang rumahnya sedang dibangun, ada namanya dana tunggu hunian. Satu kepala keluarga (dapat) Rp500.000 per bulan, itu bisa digunakan untuk sewa rumah,” kata Suharyanto.
Dalam rapat itu, dia juga mengatakan cukup sulit memprediksi potensi adanya gempa. Sebab saat ini masih adanya gempa susulan di Jawa Timur.
“Gempa adalah bencana yang tidak bisa diprediksi, negara-negara maju terkait teknologi bencana itu pun sampai tahun 2024 belum bisa mendeteksi kapan terjadinya gempa,” ucap Suharyanto.
Pascagempa melanda, sejumlah pemerintah daerah langsung mengeluarkan status darurat bencana gempa. Penetapan status darurat ini agar pemerintah pusat turun membantu penanganan. “Yang terdampak yang mengeluarkan status darurat Lamongan, Gresik, dan Surabaya,” ujarnya.
(abd)