Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Pembelian Pesawat Tempur Canggih F-15EX Tunggu Kemenkeu



loading…

Kementerian Pertahanan (Kemhan) hingga saat ini masih mengkaji tindak lanjut pembelian pesawat jet tempur mutakhir F-15EX. Foto/SindoNews

JAKARTA – Kementerian Pertahanan ( Kemhan ) hingga saat ini masih mengkaji tindak lanjut pembelian pesawat jet tempur mutakhir F-15EX. Selama belum ada kontrak pembelian yang ditandatangani, maka belum ada keterikatan untuk membeli pesawat tempur canggih buatan produsen pesawat Amerika Serikat, Boeing, tersebut.

Kepala Biro Infohan Setjen Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang mengungkapkan pembelian alutsista harus dikalkulasi secara cermat terkait dengan unit yang akan dibeli dan kebutuhannya agar selaras dengan kekuatan keuangan negara. Terlebih lagi, kondisi geopolitik dan geoekonomi dunia saat ini yang tengah dalam situasi tidak ideal sehingga pemerintah perlu ada penyesuaian anggaran.

‘’Kementerian Pertahanan ada pada posisi mendukung keputusan pemerintah. Kembali lagi nanti keputusan ada di pemerintah pusat dan Kementerian keuangan,” papar Frega dalam webinar “Kamu Bertanya, Kemhan Menjawab” yang diselenggarakan Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) di Jakarta, Kamis (17/4/2025).

Selain itu, proses pembelian pesawat jet tempur seperti F-15EX dari Boeing itu sifatnya adalah pembiayaan multiyears yang bisa memakan waktu 6 hingga 7 tahun.

“Selama belum ada kontrak yang ditandatangani, kita belum ada keterikatan untuk membeli dan tentunya dengan kondisi saat ini proses masih berjalan, walau dari pemberitaan sempat ada penandatanganan MoU,” kata jenderal bintang satu ini.

Meski begitu, Frega meyakinkan kebijakan efisiensi anggaran yang sedang dijalankan oleh pemerintah tidak akan berpengaruh pada upaya untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah dengan sumber daya yang ada.

Seperti diberitakan, Boeing Company mendorong agar Presiden Prabowo Subianto segera menindaklanjuti penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pembelian jet tempur F-15 yang diteken di The Boeing Company, St Louis, Missouri, Amerika Serikat (AS) pada Agustus 2023 saat Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahanan.

Semula, Indonesia diproyeksikan memboyong 36 unit jet F-15. Namun, kini kabar terbaru Indonesia hanya akan mengakuisi 24 unit. Nominal kontrak per unit lebih dari USD100 juta atau sekitar Rp1,68 triliun.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *