Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

PBNU Gelar Standardisasi Imam dan Khatib Jumat



loading…

LD PBNU dan LTM PBNU Menggelar Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat di Gedung PBNU, Jakarta. Foto/Ist

JAKARTA – Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) dan Lembaga Takmir Masjid PBNU (LTM PBNU) Menggelar Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jumat di Gedung PBNU, Jakarta.

Pelatihan yang berlangsung keempat kalinya ini untuk memperkuat kompetensi para imam dan khatib agar mampu menyampaikan dakwah yang profesional dan berkualitas sesuai kebutuhan masyarakat.

Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU, Nurul Badruttamam dalam sambutannya menegaskan pentingnya kegiatan standardisasi ini sebagai langkah untuk menyelaraskan kualitas khutbah yang disampaikan di masjid-masjid NU.

“Ini adalah upaya kami untuk menguatkan kompetensi para imam dan khatib Nahdlatul Ulama. Dengan bertambahnya jumlah masjid di tengah masyarakat, kita perlu memenuhi tuntutan zaman dengan kualitas yang semakin baik, agar dakwah yang kita sampaikan mampu menjawab kebutuhan masyarakat saat ini,” kata Nurul, dikutip Rabu (13/11/2024).

Selain itu, program standardisasi ini bertujuan untuk menetapkan acuan dan perspektif yang sama. Sehingga khutbah yang disampaikan mampu menjadi sumber inspirasi dan kedamaian bagi jemaah.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua PBNU Ahmad Fahrurrozi mengingatkan para peserta akan pentingnya menyampaikan khutbah dengan bahasa yang baik, singkat, dan padat.

“Sebagai khatib, kita harus memahami kebutuhan jemaah dan menyampaikan khutbah tanpa isu polemik yang dapat memecah belah. Penampilan dan penyampaian yang baik harus diutamakan, karena mimbar adalah tempat yang menyampaikan kebaikan dan kedamaian,” tegasnya.

Ahmad juga menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam dalam bacaan tajwid, agar imam tidak hanya sekadar hafalan namun juga memahami arti dan makna dari bacaan Al-Qur’an yang disampaikan.

Acara ini dihadiri oleh 107 peserta dari kalangan tokoh-tokoh NU, kiai, ulama dan para dai yang biasa menyampaikan khutbah di masjid daerahnya masing-masing.

(shf)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *