Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Menyoal Tujuan Universitas Kita



loading…

Muhammad Irfanudin Kuniawan – Dosen Universitas Darunnajah. Foto/Dok pribadi

Muhammad Irfanudin Kurniawan
Dosen Universitas Darunnajah (UDN)

Di tengah dinamika global yang semakin kompleks, keberadaan universitas Islam seperti Universitas Darunnajah (UDN) memiliki peran yang lebih besar dari sekadar mencetak lulusan yang siap kerja. Sebagaimana tercermin dalam mars Universitas berbasis pesantren wakaf ini, yang menegaskan “Membangun peradaban Islam,” universitas pada umumnya dan Universitas Islam terkhusus seharusnya menjadi wadah yang tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga mengarahkan setiap mahasiswa untuk berperan aktif dalam membangun peradaban yang lebih baik, berdasarkan nilai-nilai Islam yang universal.

Namun, apa sesungguhnya yang dimaksud dengan “membangun peradaban Islam” dalam konteks pendidikan tinggi saat ini? Dan bagaimana universitas Islam dapat berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan berkeadaban?

Di tengah arus globalisasi yang kian menguat, universitas Islam tidak bisa hanya fokus pada pendidikan yang bersifat teknis dan ilmiah tanpa memperhatikan konteks moral dan sosial yang menyertainya. Pendidikan Islam, seharusnya lebih dari sekadar transfer ilmu pengetahuan. Ia harus mampu mencetak individu yang tidak hanya menguasai teori-teori ilmiah, tetapi juga memiliki kepribadian yang baik, beretika, dan bertanggung jawab terhadap masyarakat.

Pendidikan di universitas Islam seperti UDN menegaskan bahwa pendidikan di perguruan tinggi harus mengandung kecintaan dan keikhlasan sebagaimana mana dalam lirik sebuah mars “Cinta ikhlasmu tercurah pada kami… Jadikan kami insan mulia.” Pesan ini bukan hanya tentang mengasah keterampilan akademis, tetapi juga membangun karakter yang mulia, berbasis pada prinsip-prinsip Islam. Proses ini memerlukan lebih dari sekadar pengajaran materi; ia membutuhkan penghayatan dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan nilai-nilai tersebut.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *