Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Menkum Supratman Harap Gelar Doktor Yadi Hendriana Berkontribusi Positif bagi Dunia Jurnalistik



loading…

Menteri Hukum Supratman Andi Agtas menyampaikan apresiasi dan harapan besar terhadap Staf Khusus Menkum Yadi Hendriana yang telah resmi menyandang gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Foto/Agi Ilman

BANDUNG – Menteri Hukum (Menkum) Supratman Andi Agtas menyampaikan apresiasi dan harapan besar terhadap Staf Khusus Menkum Yadi Heriadi Hendriana yang telah resmi menyandang gelar Doktor Ilmu Komunikasi dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad), Kamis (30/1/2025). Supratman menyatakan rasa syukurnya atas pencapaian Yadi.

Dia berharap gelar doktor yang baru diperoleh bisa memberikan kontribusi positif bagi dunia jurnalisme di Indonesia. “Alhamdulillah, Pak Yadi bisa menyelesaikan studi program S3-nya dengan baik. Insya Allah, dengan gelar yang baru ini, beliau dapat memberikan kontribusi yang lebih baik, terutama bagi dunia jurnalis Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya, kontribusi tersebut sangat penting untuk meningkatkan kualitas jurnalisme Indonesia. “Ke depannya, saya berharap dunia jurnalis Indonesia bisa lebih objektif dalam menyajikan berita, namun juga tetap dapat membantu pemerintah dengan cara yang konstruktif,” tambahnya.

Supratman juga menekankan bahwa ilmu komunikasi yang diperoleh Yadi selama studi di Unpad dapat lebih mempererat hubungan antara pemerintah dan pers. “Saya yakin, dengan ilmu komunikasi yang didapatkan hari ini, komunikasi antara pemerintah dan teman-teman di pers bisa menjadi lebih baik lagi,” ungkapnya.

Diketahui, Staf Khusus Menteri Hukum Yadi Heriadi Hendriana resmi menyandang gelar Doktor Ilmu Komunikasi setelah melalui sidang promosi doktor di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad), Kamis (30/1/2025). Dalam sidang terbuka yang digelar di Gedung Pascasarjana Unpad, Yadi mempertahankan disertasinya yang berjudul “Ekonomi Politik Media dan Pemerintah pada Pandemi Covid-19.”

Dalam kesempatan tersebut, Yadi menekankan pentingnya peningkatan kualitas jurnalisme di Indonesia. Menurutnya, jurnalis yang memiliki kompetensi tinggi akan mampu menghadapi berbagai tekanan hukum.

“Ini momen akademik yang memperlihatkan pentingnya teori dan legalitas dalam jurnalistik. Kualitas jurnalisme harus ditingkatkan, karena hanya dengan integritas dan kualitas yang baik, kita bisa menghadang berbagai tekanan hukum,” ujarnya.

Pandemi Covid-19, yang menjadi salah satu fokus utama dalam disertasi Yadi, menurutnya bukan hanya sekadar fenomena sementara. Meskipun isu pandemi cukup dominan, ia menyatakan bahwa dampak dari media dan pemerintah selama pandemi masih relevan hingga sekarang.

“Pandemi memang menjadi sorotan utama saat itu, namun nilai dan pengaruh yang dihasilkan oleh media serta kebijakan pemerintah terus berlanjut,” tambahnya.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *