Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Menkes Ungkit Harvey Moeis Jadi Penerima Bantuan BPJS di Rapat DPR


loading…

Sandra Dewi dan Harvey Moeis. Foto/Instagram Sandra Dewi

JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkit Harvey Moeis , suami Sandra Dewi yang terdaftar sebagai peserta penerima bantuan iuran (PBI) dalam program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/2/2025). Dia menyoroti pentingnya keakuratan data penerima bantuan.

Dia mencontohkan kasus yang pernah terjadi pada Harvey Moeis, seorang pengusaha yang terjerat kasus korupsi timah justru menjadi PBI BPJS Kesehatan . Hal ini, menurut Menkes, tidak sesuai dengan prinsip keadilan. Dia menambahkan bahwa orang yang memiliki kartu kredit dengan limit besar atau tagihan listrik yang tinggi tidak seharusnya mendapat subsidi PBI.

“Nah, cuma definisi miskinnya ini yang kita harus hati-hati. Contoh Harvey Moeis, contoh jangan terulang lagilah. Kenapa orang sekaya dia, semampu dia dibayarin. Saya kan orang perbankan, jadi banyak data gitu. Kan nggak cocok, orang disubsidi PBI baik oleh pemda maupun oleh pemerintah pusat tapi punya kartu kredit misalnya limitnya Rp50 juta itu kan enggak cocok. Atau dia misalnya dibayarin PBI-nya gratis ini ya tapi KWH listriknya 2.400, ya mungkin sekarang sudah satu jutaan,” kata Menkes.

Menkes Ungkit Harvey Moeis Jadi Penerima Bantuan BPJS di Rapat DPR

Sebagai langkah perbaikan, Menkes mengusulkan agar data penerima bantuan BPJS disinkronkan dengan data perbankan dan data pemakaian listrik, untuk memastikan bahwa bantuan tersebut tepat sasaran. Dia juga menyarankan agar kolaborasi antara Kementerian Sosial, BPJS Kesehatan, dan pihak terkait terus dilakukan agar data yang digunakan lebih akurat.

“Nah, hal-hal seperti ini yang saya minta waktu itu ke DJSN sama teman-teman BPJS tolong datanya diperbaiki dengan crossing seperti itu ya. Data listrik, data perbankan ada kualitas data yang paling baik ya. Kita tinggal lihat aja 96 juta PBI itu berantem terus ini benar apa enggak, saya sudah ngomong sama Menteri Sosial sudah pak kita pakai yang gampang saja, kita crossing saja itu dengan data PBI kita dengan data listrik. Jangan-jangan bayarnya 2.000 KWH dikasih PBI, bisa jadi ya, kayak Harvey Moeis itu,” ujarnya.

Menkes pun menegaskan bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan layanan kesehatan yang adil dan merata kepada seluruh rakyat, dan bahwa perbaikan data adalah langkah penting agar subsidi ini hanya diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. “Nah ini kan kita juga yang malu seakan-akan kita tidak bisa memanage datanya kita dengan benar. Hal-hal ini akan kita lakukan, kita diskusikan agar tarifnya itu benar diberikan ke orang yang benar,” tuturnya.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *