Menengok Potensi Kawasan Amerika Latin dan Karibia



loading…

Mohamad Zakaria Al-Anshori. FOTO/IST

Mohamad Zakaria Al-Anshori
Pengkaji Isu-isu Amerika Latin dan Karibia di Pusat SKK Amerop BSKLN Kemlu

KAWASAN Amerika Latin dan Karibia (Amlatkar) saat ini menjadi perhatian utama bagi Indonesia. Boleh dikata tahun ini adalah the year of Latin America and the Caribbean. Beberapa event besar internasional digelar di kawasan ini. G20 dilaksanakan di Brasil dan APEC di Peru tahun ini.

Terlebih lagi kawasan ini memang sedang menjadi fokus diplomasi Indonesia. Sebagai pasar tradisional, kawasan ini mempunyai potensi ekonomi yang sangat besar. Pada tahun 2023, GDP Amlatkar tercatat USD6,52 triliun yang merefleksikan sekitar 7,3% total perekonomian dunia. Kawasan yang berpenduduk 639,6 juta tersebut mempunyai GDP per kapita sebesar USD10.190. Kemudian tiga negara Amlatkar yaitu Brasil, Meksiko, dan Argentina masuk ke dalam kelompok G20. Kawasan ini memiliki potensi sumber daya alam yang kaya dan merupakan penghasil utama mineral, termasuk rare earth seperti litium dan energi biofuel.

Diplomasi ekonomi ke kawasan Amlatkar tahun ini ditandai dengan penyelenggaraan Indonesia-Latin America and Caribbean Business Forum atau yang dikenal dengan Forum Bisnis INA-LAC di Lima, Peru pada bulan September mendatang. Kegiatan ini adalah agenda tahunan pemerintah Indonesia sejak tahun 2019. Dari awal pelaksanaannya sampai tahun 2023, Forum Bisnis INA-LAC diselenggarakan di Indonesia. Forum Bisnis INA-LAC telah membawa momentum peningkatan kerja sama bisnis antara Indonesia dan negara-negara di kawasan Amlatkar. Pada tahun 2023 misalnya, Forum Bisnis INA-LAC telah menghasilkan kesepakatan kerja sama bisnis sebesar USD18,75 juta dan potensi transaksi bisnis sebesar USD388 juta.

Penyelenggaraan Forum Bisnis INA-LAC di Peru memanfaatkan momentum negara tersebut sebagai tuan rumah APEC 2024. Kegiatan Forum Bisnis INA-LAC bertujuan memperkuat kemitraan ekonomi serta semakin membuka peluang kerja sama yang saling menguntungkan bagi para pelaku bisnis Indonesia dan mitranya di Amlatkar. Kegiatan di Forum Bisnis INA-LAC di Peru akan meliputi pameran bisnis, INA-LAC CEO Talks, INA-LAC Business Network, INA-LAC Society Network, dan pameran budaya dan promosi makanan Indonesia. Dapat dimaknai bahwa Bisnis Forum INA-LAC merupakan sole comprehensive Indonesian business mission ke kawasan Amlatkar.

Forum Bisnis INA-LAC di Peru merupakan peluang emas bagi pengusaha nasional apabila berpartisipasi pada kegiatan tersebut. Kegiatan dapat menjadi ajang networking dengan pebisnis dan mitra potensial dari 33 negara Amlatkar. Forum Bisnis INA-LAC di Peru juga dapat dijadikan sebagai wahana untuk memahami secara langsung dinamika pasar kawasan Amlatkar dan ekspansi pasar ke kawasan tersebut. Pebisnis Indonesia juga dapat berkesempatan untuk melakukan pameran dengan booth pameran yang disediakan gratis oleh pemerintah Indonesia.

Hubungan Indonesia dengan Amlatkar telah berjalan sejak awal kemerdekaan. Presiden Soeharto membangun persahabatan dan kedekatan personal dengan para pemimpin Amlatkar saat itu. Pada periode itu hubungan solid Indonesia dengan Amlatkar belum ditransformasikan ke dalam hubungan ekonomi. Di bawah presiden Soeharto, hubungan dengan negara-negara Amlatkar meredup, khususnya pada masa Perang Dingin.

Krisis ekonomi AS dan krisis keuangan global tahun 2008, mendorong Indonesia dan negara-negara Amlatkar untuk lebih aktif dalam penjajakan kerja sama ekonomi. Pemerintahan Jokowi yang memfokuskan pada diplomasi ekonomi kemudian menjadikan kawasan Amlatkar sebagai pasar non-tradisional Indonesia. Hubungan politik yang baik saat ini yang dibangun sejak awal kemerdekaan, perlu semakin dikapitalisasi menjadi kerja sama ekonomi konkret yang saling menguntungkan.

Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam mendorong peningkatan kerja sama dengan negara-negara Amlatkar. Pertama: Posisi geografis yang berjarak jauh tidak seharusnya menjadi mental blocking dalam Upaya mendorong peningkatan kerja sama Indonesia dan negara-negara Amlatkar, khususnya dalam perdagangan dan investasi. Tantangan yang ada harus dapat diatasi demi terwujudnya keterhubungan yang lebih mendalam perekonomian Indonesia dan Amlatkar. Forum Bisnis INA-LAC adalah salah satu Upaya Indonesia yang perlu terus didorong visibility dan pemanfaatannya.

Kedua: Potensi Amlatkar yang melimpah selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini tercermin dari nilai perdagangan dengan kawasan tersebut saat ini. Total perdagangan Indonesia dan Amlatkar mencapai USD13,1 miliar pada tahun 2022. Angka tersebut relatif kecil dan hanya merepresentasikan 2,47% dari total perdagangan Indonesia dengan dunia. Di tahun yang sama, perdagangan Indonesia dengan Asia mencapai USD335 miliar yang mencerminkan 63,3% dari total perdagangan Indonesia, dengan Eropa mencapai USD42,98 miliar mencerminkan 8,1% dari total perdagangan Indonesia, dan dengan Afrika mencapai USD17,7 miliar yang merefleksikan 3,35% dari total perdagangan Indonesia.

Sebenarnya total perdagangan Indonesia ke Amlatkar menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018, total perdagangan Indonesia ke kawasan Amlatkar sebesar USD7,6 miliar, USD7,8 miliar (2019), USD8,3 miliar (2020), USD10,6 miliar, dan USD13,4 miliar (2022). Namun demikian, Indonesia masih tertinggal dibandingkan Vietnam, Singapura, Thailand, dan Malaysia. Bahkan total perdagangan Vietnam ke Amlatkar pada periode 2018-2022 rata-rata dua kali lipat lebih besar dari nilai perdagangan Indonesia ke Amlatkar. Pada tahun 2018, Vietnam membukukan total perdagangan sebesar US$13,4 miliar dan USD27 miliar pada tahun 2022.

Yang ketiga adalah potensi melimpah Amlatkar dapat dimanfaatkan Indonesia melalui people-to-people connection termasuk mewujudkan epistemic communities of thinkers and planners dari kalangan universitas dan think tank. Sejumlah universitas di kawasan Amlatkar masuk dalam Top 200 universitas dunia tahun 2025 yang berpotensi untuk dapat didorong kerja samanya dengan universitas di Indonesia dalam rangka meningkatkan people-to-people connection. Universitas dimaksud antara lain: Universidad de Buenos Aires, Argentina (rangking 71); Universidade de São Paulo, Brasil (92); Pontificia Universidad Catόlica de Chile, Chile (93); Universidad Nacional Autόnoma de México, Mexico (94); Universidad de Chile, Chile (139); serta Universidad de los Andes, Kolombia (179).

Sudah waktunya bagi Indonesia untuk lebih serius menggarap potensi yang ada di kawasan Amlatkar, di antaranya melalui Forum Bisnis INA-LAC, dalam pencapaian kepentingan nasional Indonesia.

(abd)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *