Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Membanggakan, Delegasi Indonesia Raih Best Delegate AWMUN 2025 di Malaysia



loading…

Kenzio Muhammad Raharjo (kedua dari kiri) berhasil meraih penghargaan Best Delegate atau penghargaan tertinggi dalam AWMUN 2025 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia. Foto/Dok. SINDOnews

JAKARTA – Remaja Indonesia kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Adalah pelajar berusia 12 tahun, Kenzio Muhammad Raharjo, berhasil meraih penghargaan Best Delegate atau penghargaan tertinggi dalam Asia World Model United Nations (AWMUN). Sebuah forum bergengsi yang mempertemukan delegasi muda dari berbagai negara untuk mensimulasikan sidang PBB .

AWMUN merupakan salah satu konferensi Model United Nations terbesar di Asia yang mempertemukan delegasi dari berbagai negara untuk mendiskusikan isu-isu global. Setiap tahun, ratusan peserta berpartisipasi dalam berbagai simulasi dewan PBB, seperti UNICEF, UNDP, WHO, dan UNESCO. Tahun ini, AWMUN X 2025 diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia 14-17 Februari 2025.

Dalam konferensi ini, Kenzio membahas terkait pendidikan inklusif dan berkualitas bagi semua anak di dunia. Dengan analisis tajam, ia mampu mengidentifikasi berbagai tantangan dalam sistem pendidikan global, seperti ketimpangan akses, kesenjangan teknologi, serta kurangnya pelatihan bagi tenaga pendidik.

Tidak hanya itu, Kenzio juga mengajukan berbagai solusi inovatif. Seperti penggunaan Public-Private Partnership (PPP) untuk mendukung pendanaan pendidikan tanpa ketergantungan pada bantuan luar negeri. Kemudian menekankan pentingnya infrastruktur digital seperti akses internet dan listrik untuk mendukung program pendidikan berbasis teknologi.

Keberhasilannya dalam memimpin diskusi dan membangun argumentasi yang kuat menjadikannya salah satu delegasi paling berpengaruh di dewan UNICEF. Dengan strategi diplomasi yang matang, Kenzio berhasil membentuk koalisi dengan delegasi lain dan meyakinkan forum akan urgensi solusi yang ia usulkan.

“Pendidikan bukan hanya hak, tetapi juga investasi bagi masa depan. Anak-anak yang mendapatkan pendidikan berkualitas akan menjadi generasi yang mampu membangun dunia yang lebih baik,” kata Kenzio usai menerima penghargaan.

AWMUN 2025 diikuti ratusan peserta dari berbagai negara, yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa yang tertarik dengan dunia diplomasi, hubungan internasional, dan kebijakan global. Setiap peserta berperan sebagai delegasi negara dalam simulasi sidang PBB, di mana mereka berdebat, merumuskan resolusi, serta melakukan negosiasi untuk mencapai solusi bersama.

Keberhasilan Kenzio ini membuktikan bahwa usia bukanlah batasan untuk menjadi pemimpin dan berkontribusi di forum internasional. Pada usianya yang masih 12 tahun, ia sudah mampu berdiplomasi dengan delegasi dari berbagai negara, menguasai teknik debat, serta mengajukan solusi yang nyata untuk tantangan global.

Hal ini juga menjadi bukti bahwa anak muda Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di panggung internasional. Model United Nations (MUN) bukan sekadar ajang debat. Tetapi juga platform yang melatih pemuda dalam berpikir kritis, negosiasi, dan kerja sama global—keterampilan yang sangat penting dalam dunia modern.

“MUN mengajarkan kita cara berpikir seperti pemimpin dunia. Kita belajar bukan hanya berbicara, tetapi juga mendengarkan, memahami sudut pandang orang lain, dan bekerja sama untuk mencari solusi terbaik,” ujarnya.

Kemenangan Kenzio diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak anak muda Indonesia untuk berani mengambil peran di panggung dunia. Dengan semakin banyaknya pemuda Indonesia yang terlibat dalam forum internasional, Indonesia dapat semakin dikenal sebagai negara dengan generasi muda yang cerdas, kritis, dan siap bersaing di tingkat global.

Keberhasilannya ini menjadi bukti bahwa anak muda Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin masa depan. Dengan kerja keras, dedikasi, dan dukungan yang tepat, tidak ada yang tidak mungkin untuk diraih.

(poe)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *