loading…
Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2024 akan digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam rangka mendorong pelestarian dan pemajuan kebudayaan nasional. Foto/Ist
Melalui AKI 2024, Kemendikbudristek berharap, seluruh lapisan masyarakat dapat semakin terlibat dalam gerakan pelestarian kekayaan budaya bangsa dan bersama-sama memajukan kebudayaan Indonesia. AKI 2024 akan membagi penerima penghargaan dalam dua jenis. Pertama yaitu Tanda Kehormatan dari Presiden Republik Indonesia, yang terdiri dari Bintang Budaya Parama Dharma dan Satyalancana Kebudayaan.
Kemudian, penghargaan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) yang mencakup kategori Maestro Seni Tradisi, Pelestari, Pelopor dan/atau Pembaru, Lembaga dan Perorangan Asing, Media, serta Anak. Malam puncak AKI 2024 akan dihadiri Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, dan sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju, serta dimeriahkan oleh kolaborasi dari sejumlah musisi Tanah Air.
Anugerah Kebudayaan Indonesia merupakan penghargaan tahunan yang diberikan kepada individu atau lembaga yang berprestasi dan berkontribusi dalam pemajuan kebudayaan di Indonesia. Acara ini merupakan implementasi dari amanat Permendikbudristek Nomor 47 Tahun 2022 tentang Tata Cara Pemberian Penghargaan Kebudayaan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Restu Gunawan menjelaskan pentingnya penghargaan ini sebagai wujud apresiasi pemerintah kepada para pelaku budaya. “Anugerah Kebudayaan Indonesia adalah bentuk apresiasi pemerintah kepada para penggerak budaya yang telah berdedikasi dan berkontribusi dalam upaya pemajuan kebudayaan. Itulah yang menjadi inspirasi tema AKI tahun ini,” ujar Restu, Jumat (13/9/2024).
Dia menuturkan, penghargaan ini tidak sekadar sebuah seremoni, namun juga bentuk apresiasi yang mendalam atas konsistensi para pelaku budaya dalam melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Indonesia. “Para penggerak budaya yang terpilih menjadi penerima penghargaan telah menunjukkan konsistensinya dalam menjaga nilai-nilai warisan budaya serta melakukan inovasi dalam mengembangkan budaya nasional. Apa yang mereka lakukan menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk memajukan budaya secara bersama-sama,” pungkasnya.
Sebagai bukti nyata dari dampak Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI), para penerima penghargaan tahun sebelumnya merasakan manfaat yang signifikan, baik secara pribadi maupun kelembagaan. Penghargaan ini bukan hanya menjadi bentuk apresiasi, tetapi juga memberikan dukungan nyata dalam melanjutkan dan mengembangkan upaya pelestarian budaya.
Testimoni dari penerima AKI 2023 menggambarkan bagaimana penghargaan ini turut memperkuat komitmen mereka dalam menggerakkan kebudayaan di Indonesia. Salah satu penerima AKI 2023 Asep Nata, etnomusikolog asal Bandung yang menerima penghargaan kategori Pelopor dan Pembaru, menyampaikan bahwa penghargaan ini membawa kebanggaan bagi dirinya dan keluarga.
“Banyak respons positif dan bangga yang saya dan keluarga besar rasakan terhadap aktivitas budaya yang saya geluti. Dana pembinaan yang diberikan juga sangat bermanfaat untuk keluarga saya, serta mendukung dalam mengembangkan berbagai inovasi, khususnya pada bidang etnomusikologi,” ujar Asep.
Hal senada dikatakan Ketua Masyarakat Peduli Sejarah Aceh Mizuar Mahdi yang mendapat penghargaan AKI 2023 kategori Pelestari. Dia menuturkan, bahwa penghargaan ini memperkuat eksistensi lembaganya. “Masyarakat Peduli Sejarah Aceh semakin diperhitungkan serta ditunggu setiap gerak kerja dan hasil kajiannya. Dana pembinaan yang diterima dari AKI dapat digunakan untuk pengembangan sekretariat dan museum mini yang sedang dikembangkan,” pungkas Mizuar.
(rca)