Kolaborasi Wujudkan Asta Cita Prabowo di Bidang Ketahanan Pangan Nasional



loading…

Sejumlah pihak siap berkolaborasi sebagai upaya mewujudkan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan visi Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045, terutama dalam bidang ketahanan pangan nasional. Foto: Ist

JAKARTA – Sejumlah pihak siap berkolaborasi sebagai upaya mewujudkan Asta Cita atau 8 misi yang diusung Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan visi Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045, terutama dalam bidang ketahanan pangan nasional. Salah satu kolaborasi itu dilakukan PT Pekebunan Nusantara III (Persero) bersama dengan Rumah Sawit Indonesia.

Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) menyatakan bahwa Rumah Sawit Indonesia (RSI) yang merupakan asosiasi tempat berkumpulnya pelaku usaha perkebunan sawit memiliki peran strategis dan berkontribusi positif ekosistem sawit nasional.

“RSI memiliki peran strategis untuk membentuk dan mendukung ekosistem yang tepat bagi perkebunan sawit nasional, terutama dalam mewujudkan Asta Cita Prabowo dalam penguatan ketahanan pangan nasional,” kata Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III Mohammad Abdul Ghani, Selasa (19/11/2024).

Pihaknya siap berkolaborasi dengan RSI yang menjadi wadah bagi seluruh pelaku sawit, baik mulai dari perusahaan berskala besar hingga smallholders layaknya pekebun. Holding Perkebunan Nusantara memiliki berbagai program unggulan untuk mendukung program swasembada pangan dan energi baru terbarukan melalui initiative strategy 2024-2025.

Strategi itu meliputi pengelolaan perkebunan sawit yang ramah lingkungan, hilirisasi sektor pangan, dan peningkatan produktivitas melalui akselerasi peremajaan sawit rakyat. Saat ini terdapat 2,8 juta hektare sawit rakyat yang berusia di atas 25 tahun untuk segera diremajakan.

“Ini menjadi salah satu momentum bagi kami dalam memperkuat ketahanan pangan melalui program Intercropping,” ucapnya.

Pendekatan intercropping merupakan program budidaya dua komoditas berbeda dalam satu hamparan yang sama melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR). Setiap tahun dibutuhkan akselerasi PSR hingga 400.000 hektare per tahun.

Melalui program intercropping di areal PSR berpotensi membentuk areal tanam padi seluas 136 ribu hektare pada 2025 dan menghasilkan 476.000 ton gabah kering panen.

“Insyaallah dengan dukungan seluruh pihak, termasuk kolaborasi bersama RSI, maka akan dihasilkan sedikitnya 238.000 ton beras melalui program intercropping di areal PSR tadi,” tuturnya.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *