Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kementan Tingkatkan Kapasitas Penyuluh Pertanian melalui Peran BPP



loading…

Acara Ngobrol Asyik (Ngobras) Volume 45, Selasa (31/12/2024), mengangkat tema bertemakan Peran BPP dalam Meningkatkan Kapasitas Penyuluh Pertanian. FOTO/TANGKAPAN LAYAR

JAKARTA – Kementerian Pertanian ( Kementan ) melakukan terobosan guna memperbaiki keberlanjutan penyuluhan pertanian . Hal ini dilakukan untuk mendukung program-program strategisnya guna peningkatan produktivitas pertanian.

Salah satunya melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang merupakan unit penunjang penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang administrasi, pengaturan, pengelolaan dan pemanfaatannya adalah tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota.

“Para penyuluh pertanian dan petani mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas pangan dan menekan impor. Terlebih menghadapi ancaman dampak El Nino yang begitu kuat saat ini yang berdampak langsung pada penurunan produksi,” kata Mentan Amran.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widhi Arsanti mengatakan peran BPP sebagai garda terdepan dalam pembangunan pertanian tidak diragukan lagi. BPP merupakan pusat pembelajaran, inovasi, dan transfer teknologi bagi penyuluh dan petani di tengah dinamika pertanian modern dan tantangan global.

“Peningkatan kapasitas penyuluh melalui peran aktif BPP menjadi kunci untuk menciptakan SDM pertanian yang unggul, adaptif, dan berdaya saing tinggi,” katanya.

Sementara itu, pada acara Ngobrol Asyik (Ngobras) Volume 45, Selasa (31/12/2024) bertemakan “Peran BPP dalam Meningkatkan Kapasitas Penyuluh Pertanian”, menghadirkan narasumber Penyuluh BPP Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yeri Dwihastuti.

Yeri mengungkapkan bagaimana BPP kokap menjadi BPP yang berprestasi, sesuai dengan visinya yaitu terwujudnya BPP Kapanewon Kokap sebagai tempat pelatihan para penyuluh dan pelaku utama pertanian menjadi sumberdaya manusia yang Sinergi, Inovatif, Profesional (SIP).

Sedangkan untuk misi BPP Kokap yaitu meningkatkan pelayanan kegiatan penyuluhan dengan menjalankan administrasi yang akuntabel, mengumpulkan, melengkapi dan meningkatkan data yang diperlukan dalam penyuluhan untuk peningkatan produksi pertanian. Selain juga untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan penyuluhan dan penerapan teknologi tepat guna pertanian dengan melaksanakan metode penyuluhan yang tepat.

Terakhir, Yeri menjelaskan kegiatan BPP Kokap di antaranya bidang tanaman pangan, bidang hortikultura, bidang perkebunan, bidang peternakan dan bidang ketahanan pangan. Sedangkan untuk komoditasnya ada padi, jagung, ubi kayu, cabai, durian, manggis, alpukat, biofarma, kelapa, cengkeh, kakao dan panili.

“Selain itu ada kambing, sapi, ayam ras, ayam buras, ayam pedaging dan burung puyuh,” katanya.

(abd)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *