Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kapal Penangkap Ikan Tenggelam di Perairan Jeju, 2 ABK WNI Masih Hilang



loading…

Anggota kru yang diselamatkan dibawa ke pelabuhan terdekat setelah kapal penangkap ikan mereka tenggelam di lepas pantai Pulau Jeju pada 8 November 2024. Foto/Yonhap

JAKARTA – KBRI atau KUAI RI Seoul, Zelda Wulan Kartika meminta Pemerintah Korea Selatan (Korsel) melanjutkan pencarian dua Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia. Hal itu menyusul tenggelamnya kapal penangkap ikan Geumseong 135 yang berawakkan 11 ABK WNI di sekitar perairan Pulau Jeju pada Jumat, 8 November 2024.

KUAI RI menyampaikan keprihatinan dan belasungkawa atas tragedi yang terjadi, serta apresiasi yang mendalam atas upaya Pemerintah Korea yang bergerak cepat dalam mengerahkan upaya pencarian dan penyelamatan ABK. Untuk para ABK yang masih belum ditemukan, khususnya 2 ABK WNI, KUAI RI juga minta agar upaya pencarian terus dilakukan secara intensif.

“Upaya pencarian 2 ABK WNI agar terus dilakukan, bahkan kalau perlu melewati batas 3×24 jam,” ujarnya, Sabtu, (9/11/2024).

Sebagaimana instruksi Presiden Yoon Suk-yeol, jajaran pejabat Republik Korea berkomitmen untuk terus melakukan pencarian terhadap ABK yang hilang, termasuk jaminan atensi dan perawatan terhadap 9 ABK WNI yang berhasil diselamatkan. Pemerintah Republik Korea akan terus sampaikan berbagai perkembangan di lapangan.

Selain melakukan pertemuan dengan perwakilan pemerintah Republik Korea, KUAI RI juga menemui 9 ABK WNI yang berhasil diselamatkan guna memastikan semua dalam kondisi baik dan sehat. Dalam pertemuan itu, KUAI RI menyampaikan keprihatinan yang mendalam termasuk komitmen pencarian 2 ABK WNI yang belum ditemukan.

KUAI RI minta agar para ABK untuk dapat tenang, beristirahat, dan melakukan komunikasi dengan keluarga masing-masing di Indonesia sehingga tidak terjadi kepanikan. “Pemerintah Republik Indonesia melalui KBRI Seoul, dengan bantuan pihak setempat, akan terus bekerja untuk memastikan perhatian dan pelindungan yang optimal bagi seluruh ABK WNI” ucapnya.

Sekadar informasi, kapal penangkap ikan berbendara Korea Geumseong 135 tenggelam di perairan Pulau Jeju, Korsel pada Jumat, 8 November 2024 Pukul 04.33 waktu setempat. Kapal tersebut membawa 27 ABK yang terdiri dari 16 WN Korea dan 11 WN Indonesia.

Dalam pencarian kemarin, 15 ABK berhasil ditemukan, termasuk 9 ABK WNI. Sedang 12 ABK, di antaranya 10 WN Korea dan 2 WNI, dilaporkan masih belum ditemukan hingga saat ini. 9 ABK WNI yang berhasil diselamatkan berada dalam kondisi baik dan telah mendapat perawatan medis di Seobu Public Health Center, Jeju.

KBRI Seoul terus melakukan koordinasi dan komunikasi intensif dengan berbagai pihak terkait di Korea Selatan, seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Korean Coast Guard serta para agen dan pemilik kapal. Upaya saat ini difokuskan untuk mencari ABK yang masih hilang.

(cip)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *