Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Insinyur Tulang Punggung Pembangunan Berkelanjutan



loading…

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa insinyur merupakan tulang punggung pembangunan berkelanjutan. Foto/Istimewa

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa insinyur merupakan tulang punggung pembangunan berkelanjutan. Hal itu disampaikannya ketika menyampaikan sambutan utama pada acara the United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) World Engineering Day 2025 di Kantor Pusat UNESCO di Paris.

“Insinyur merupakan tulang punggung pembangunan berkelanjutan. Selain itu, seorang Insinyur harus turut berperan dalam kompetisi global berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar Menko Airlangga dalam opening remarks-nya pada acara yang bertema Unleashing the Power of Engineers to Advance Sustainable Development Goals ini, Selasa (4/3/2025).

“Insinyur merancang infrastruktur yang menghubungkan masyarakat, mengembangkan teknologi penggerak perekonomian, dan menciptakan sistem perlindungan kelestarian lingkungan,” sambungnya didampingi Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Duta Besar RI untuk Prancis Mohamad Oemar, dan Deputi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi.

Dia menuturkan bahwa rekayasa teknik yang dilakukan oleh Insinyur sangat penting dalam penyediaan infrastruktur dasar seperti sumber air, listrik, jaringan transportasi, dan pengolahan limbah. Penyediaan infrastruktur dasar tersebut sejalan dengan target-target dalam SDGs 2030.

Dalam upaya pencapaian target yang lebih tinggi, kata dia, keterampilan Insinyur diperlukan dalam proses transisi energi menjadi lebih ramah lingkungan agar emisi karbon yang timbul dari kehidupan sehari-hari dan kegiatan industri dapat dikurangi sehingga mengurangi pemanasan global.

Lebih lanjut dia mengatakan, sebagai salah satu negara dengan penduduk terbesar dan sumber daya yang melimpah, Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusianya untuk berada di garis depan inovasi global berkelanjutan. Pemberdayaan Insinyur juga sangat penting untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.

Pada 2045, Indonesia menargetkan menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita tinggi setara negara maju melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Insinyur di Indonesia memegang peran penting dalam mencapai Visi Indonesia Emas 2045 melalui implementasi teknologi yang memajukan taraf hidup masyarakat sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Namun, sambung dia, perkembangan teknologi di Indonesia masih menghadapi salah satu tantangan utama berupa kurangnya ketersediaan Insinyur di Indonesia. Menurut data Persatuan Insinyur Indonesia, pada tahun 2024 terdapat hanya 2.670 Insinyur per satu juta masyarakat.

Selain itu, perkembangan teknologi di Indonesia juga terkendala dengan belum memadainya keterampilan keinsinyuran yang ada, keterbatasan dana untuk mengakses dan mengembangkan teknologi, dan kondisi masyarakat yang rentan terhadap kejadian bencana dan perubahan iklim yang mengancam stabilitas kehidupan.

Mempertimbangkan kondisi tersebut, teknologi pembangunan infrastruktur dasar di Indonesia harus dilakukan dengan pendekatan solusi berbasis alam (nature-based solution) untuk mengurangi risiko bencana sekaligus menjaga kondisi lingkungan dan sosial setempat dalam jangka panjang.

Maka itu, World Engineering Day dinilai bukan hanya peringatan peran Insinyur dalam dunia global, melainkan sekaligus menjadi katalisator kolaborasi peningkatan kapasitas Insinyur dan kemajuan teknologi, melalui kerja sama antar pemangku kepentingan global.

“Jalan menuju SDGs 2030 dan Visi Indonesia 2045 saling terkait—dan keduanya harus dibangun bersama, untuk mewujudkan masa depan yang tangguh, adil, dan sejahtera bagi semua,” pungkas Airlangga dalam acara yang dihadiri President World Federation of Engineering Organizations (WFEO) Mustafa Shehu dan Assistant Director General for Natural Sciences UNESCO Lidia Brito.

(rca)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *