Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Hilal di Aceh Jadi Penentu Awal Ramadan 1446 Hijriah



loading…

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Izzuddin mengungkapkan bahwa pengamatan hilal di wilayah Aceh akan menjadi penentu awal Ramadan 1446 Hijriah. Foto/Dok SindoNews

JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Izzuddin mengungkapkan bahwa pengamatan hilal di wilayah Aceh akan menjadi penentu awal Ramadan 1446 Hijriah. Ahmad mengatakan bahwa ijtimak yang dapat dimaknai sebagai kondisi ketika bumi, bulan, dan matahari berada pada posisi garis bujur yang sama, yang bertepatan Jumat Legi tanggal 28 Februari 2025 pada jam 7 lebih 44 menit 38 detik Waktu Indonesia Barat.

“Di mana daerah di Indonesia yang memenuhi kriteria imkanur rukyat tinggi 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 hanyalah sebagian Provinsi Aceh. Rukyatul hilal kasat mata dan kasat teleskop yang akan diterima adalah berasal dari Provinsi Aceh dengan syarat didukung kondisi cuaca,” jelas Ahmad dalam Seminar Sidang Isbat 1 Ramadan 1446 H, Jumat (28/2/2025).

Sementara itu, Ahmad mengatakan rukyatul hilal kasad kamera akan diterima sebagai toleransi daripada elongasi yang tidak harus pakem pada 6,4 berasal dari daerah yang dibatasi hingga 200 kilometer kurang lebih jauh sebelah timur garis elongasi 6,4. Bahkan, hasilnya tidak jauh berbeda dengan Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.

“Sehingga bisa mempertimbangkan keberhasilan rukyatul hilal meliputi provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Saya kira tidak berbeda dengan paparan dari pak Cecep (Kemenag) sampaikan,” jelasnya.

Ahmad pun mengungkapkan untuk ghurub matahari pada wilayah Banda Aceh terjadi pada pukul 18.52 WIB lama bulan di atas ufuk di Banda Aceh 23 menit. “Sehingga hasil rukyatul hilal Aceh paling cepat baru diketahui pada pukul 19.15 WIB,” katanya.

Oleh karena itu, kata Ahmad, sebagai pertimbangan kesimpulan daripada Nahdlatul Ulama rukyatul hilal adalah ibadah fardhu kifayah manakala hilal masih di atas ufuk berdasarkan minimal di dalam Nahdlatul Ulama mempertimbangkan 5 hisab kontemporer atau hakiki di luar hisab taqribi.

Kemudian, kata Ahmad, penentuan awal Ramadan 1446 Hijriyah tetap diselenggarakan atas dasar rukyatul hilal pada hari ini Jumat 29 Sya’ban 1446 Hijriyah yang bertepatan dengan 28 Februari 2025 masehi. Apabila hilal terlihat di Aceh maka 1 Ramadan akan ditetapkan pada 1 Maret 2025.

“Apabila hilal berhasil dilihat baik dengan kasat mata maupun dengan kasa teleskop, maupun dengan kasat kamera ketepatan rukyah Nahdlatul Ulama juga ditugaskan ke Aceh dan telah terdapat sumpah saksi, maka 1 Ramadan 1446 Hijriah bisa ditetapkan Sabtu 1 Maret 2025,” katanya.

“Berarti malam ini, mulai malam Sabtu. Namun apabila kita tidak berhasil dilihat maka 1 Ramadan akan istikmal bulan Sya’ban, yang berarti (Ramadan) akan mulai Ahad tanggal 2 Maret, malam Ahad yang akan datang kita baru memulai bulan Ramadan,” pungkasnya.

(rca)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *