loading…
Sekjen GP Ansor Rifqi Elmoe mengingatkan kepada mantan Kepala Satkornas Banser, Hasan Basri Sagala, yang saat ini maju menjadi bakal Cawagub Sumut. Foto/Kemenag
Salah satu sumpah janji itu mengatakan, kader dengan segenap jiwanya siap menghadapi musuh dan pengkhianat terhadap Islam Ahlusuunah wal Jama’ah, Organisasi Nahdlatul Ulama dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
“Baiat dan sumpah yang sudah diucapkan oleh kader bersifat mengikat dan pertanggungjawabannya langsung kepada Allah swt,” kata Rifqi, di Jakarta, Sabtu (31/8/2024).
Respons Rifqi diungkapkan, menanggapi pernyataan Hasan Basri yang berpendapat bahwa dirinya sudah bukan lagi bagian dari keluarga besar Nahdlatul Ulama.
“Karena juga saya telah mengundurkan diri dari NU, dari tenaga ahli Menag, dan di Banser saya sudah purna tugas,” kata Hasan.
Rifqi menilai, sebagai orang yang pernah aktif di NU, seharusnya Hasan menyelami dan menghayati sumpah janji saat dibaiat. “Bukan berarti, setelah purna tugas, tidak terikat,” kata Rifqi.
Karenanya, Rifqi mengimbau kepada seluruh kader Ansor untuk tidak main-main dengan baiat yang sudah diucapkan.
“Bisa kualat nantinya. Kita mustinya sama-sama dan mengimbau satu sama lain agar terus menjaga martabat organisasi,” kata dia.
Rifqi juga menyindir jiwa setengah hati Hasan dalam menjalankan tugas pemerintahan sebagai Tenaga Ahli Menteri Agama RI.
“Amanah yang diembannya belum juga usai sudah mau terlibat politik elektoral. Jadi wajar diberhentikan (sebagai TA),” ujarnya.
Diketahui, Hasan Basri mendapat penolakan dari Ketua PW Ansor Sumut Adlin Tambunan karena pasangan yang dipilihnya pernah mencoreng nama NU dan melukai warga Nahdliyin seluruh dunia.
Adlin mengaku pihaknya masih sulit mendukung Edy lantaran pernah menghina GP Ansor pada 2019, sehingga semua kader harus menjunjung tinggi kehormatan GP Ansor.
(maf)