Festival Biduk Gedang Selang Beangkut Ingatkan Pentingnya Menjaga Lingkungan



loading…

Festival Biduk Gedang Selang Beangkut menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk mengingat kembali pentingnya menjaga lingkungan sebagai upaya menjaga warisan budaya setempat. Foto/Istimewa

JAKARTA – Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Ahmad Mahendra menjelaskan Festival Biduk Gedang Selang Beangkut menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk mengingat kembali pentingnya menjaga lingkungan sebagai upaya menjaga warisan budaya setempat. Dia menambahkan, festival ini bukan hanya ajang seni dan budaya.

“Tetapi juga wadah untuk menyampaikan pesan-pesan penting tentang pelestarian lingkungan. Dengan adanya festival ini, kita berharap pesan ini lebih mudah diterima dan diresapi oleh masyarakat luas,” kata Mahendra dikutip Senin (29/7/2024).

Dalam festival yang digelar di Perkampungan Rumah Tuo Rantau Panjang Tabir dan Gelanggang Bantai Adat Kelurahan Dusun Baru, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, Sabtu, 27 Juli 2024, masyarakat daerah aliran sungai (DAS) Batang Tabir, anak Sungai Batanghari menggelar Gerakan Sadar untuk Mengurangi Sampah Plastik (Geratik). Geratik menjadi rangkaian dalam festival budaya tersebut.

Festival Biduk Gedang Selang Beangkut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan budaya Kenduri Swarnabhumi 2024 yang mengukuhkan komitmen bersama dalam melestarikan kebudayaan dan menjaga lingkungan, utamanya lingkungan Sungai Batanghari.

Selain Geratik, masyarakat juga melakukan penebaran benih ikan dan penanaman pohon di sekitar sungai. Kegiatan tersebut, kata Mahendra, menjadi cara masyarakat Jambi menunjukkan perubahan besar yang dimulai dari langkah kecil.

“Festival Biduk Gedang Selang Beangkut pun menjadi lebih dari sekadar perayaan budaya, tetapi juga membawa harapan baru bagi lingkungan,” pungkasnya.

Kurator Budaya Lokal, Sri Purnama Syam, dengan antusias menjelaskan tujuan utama dari Geratik. “Gerakan ini tidak hanya bertujuan mengurangi sampah plastik di lingkungan kita, tetapi juga untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai sebagai sumber kehidupan,” ujarnya.

Bunda Ema, sapaan akrabnya menuturkan bahwa rencana implementasi Geratik mencakup kegiatan rutin seperti gotong royong membersihkan sungai, edukasi tentang pengelolaan sampah, serta kampanye penggunaan bahan ramah lingkungan. “Sungai merupakan sumber kehidupan masyarakat yang telah melahirkan peradaban dan kebudayaan sekitar sehingga terjaganya alam sekitar, maka kebudayaan turut terjaga,” tuturnya.

Komitmen menjaga kelestarian DAS Batang Tabir diwujudkan melalui bersih-bersih sampah bersama, edukasi menjaga lingkungan, pelepasan 30 ribu ekor ikan dan penanaman bibit pohon baru di sekitar bantaran Sungai Tabir.

Antusias festival ini pun, lanjut Bunda Ema, disambut gembira oleh masyarakat yang hadir termasuk para pelajar yang turut ambil bagian dalam menanam bibit pohon. “Kegiatan ini adalah langkah nyata untuk memperbaiki ekosistem sungai yang selama ini menjadi sumber kehidupan kita,” tambah Bunda Ema.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *