Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Dedi Mulyadi Klaim Bisa Gaji Warga Jakarta Rp10 Juta Per KK, Pengamat: Ambisi untuk Pilpres 2029



loading…

Pernyataan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang mengklaim bisa memberikan gaji Rp10 juta per kepala keluarga (KK) jika menjadi Gubernur Jakarta menuai kritik. Foto/Maspuq Muin

JAKARTA – Pernyataan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang mengklaim bisa memberikan gaji Rp10 juta per kepala keluarga (KK) jika menjadi Gubernur Jakarta menuai kritik. Menurut Pengamat Politik sekaligus Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas, pria yang akrab disapa KDM alias Kang Dedi Mulyadi itu sembrono dalam melontarkan janji tersebut.

“Usulan Dedi Mulyadi soal menggaji warga Jakarta Rp10 juta per KK dalam setiap bulannya merupakan usulan yang sembrono dan hanya berdasarkan untuk kepentingan popularitas dan elektabilitas,” kata Fernando kepada SindoNews, Senin (12/5/2025).

Menurut dia, apa yang disampaikan oleh Dedi bukan untuk kepentingan membangun dan jangka panjang dalam membangun daerah. Apalagi, kata dia, Dedi Mulyadi sebelum melontarkan usulan itu tidak dilakukan secara secara cermat, sehingga sangat terkesan hanya asal-asalan untuk membangun popularitas.

Baca juga: Kang Dedi Hendak Gaji Warga Jakarta Rp10 Juta Per KK Setiap Bulan, Chico Hakim: Terlalu Semangat Jadi Salah Hitung

Dia berpendapat, seharusnya Dedi fokus mengurus daerah Jawa Barat yang sedang dipimpin, bukan malah mencampuri daerah lain. “Jangan-jangan Dedi Mulyadi berniat menjadi Gubernur Jakarta?” katanya.

Baca juga: 5 Kesamaan Jokowi dan Dedi Mulyadi, Nomor 2 Kedepankan Hal-hal Populis Demi Simpati Rakyat

“Semakin menunjukkan Dedi Mulyadi memiliki ambisi untuk mengikuti kontestasi pada tingkat nasional sebagai presiden atau wakil presiden,” sambungnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, sebaiknya Dedi Mulyadi lebih fokus pada hasil kinerjanya di Jawa Barat dan bukan lebih mengutamakan popularitas kalau memang memiliki ambisi menjadi presiden atau wakil presiden di Pilpres 2029.

Baca juga: Dedi Mulyadi The Next Jokowi? Parpol Harus Hadirkan Pemimpin yang Bisa Beri Solusi

“Dedi Mulyadi belajar saja ke Prabowo Subianto yang tidak menjadikan jabatannya untuk membangun popularitas tetapi fokus bekerja untuk menghasilkan hasil yang baik sehingga disukai oleh masyarakat,” pungkasnya.

(rca)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *