Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Curah Hujan Berpotensi Meningkat Sepekan ke Depan



loading…

BMKG menyebut adanya temuan 3 bibit siklon yang berpotensi memicu curah hujan di wilayah Indonesia meningkat sepekan ke depan. Foto/SindoNews

JAKARTA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ), Dwikorita Karnawati menyebutkan, adanya temuan 3 bibit siklon di wilayah Indonesia, khususnya Indonesia bagian Timur. Bibit siklon ini membuat Indonesia berpotensi mengalami peningkatan curah hujan selama sepekan ke depan.

“Karena pengaruh bibit siklon tersebut beserta adanya pengaruh La Nina lemah yang mengakibatkan terjadinya peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia,” ujarnya, Sabtu (1/2/2025).

Menurutnya, kesiapsiagaan potensi dampak bibit siklon tropis yang baru saja muncul di perairan Samudera Hindia dikhawatirkan dapat berdampak, baik secara tak langsung maupun langsung yang dapat membahayakan pelayaran ataupun cuaca publik. Saat ini, di sebagian besar wilayah Indonesia masih berada pada kondisi puncak musim hujan, yaitu di Januari-Februari 2025.

“Dalam puncak musim hujan masih pengaruh Monsun atau angin yang bertiup dari arah benua Asia semakin menguat intensitasnya, disertai La Nina Lemah, ini masih berlangsung yang semuanya diprediksi berlangsung hingga Maret-April (2025),” tuturnya.

Dia mengungkap, musim hujan masih dipengaruhi adanya pengaruh Madden Julian Oscillation yang semakin bergerak ke arah Indonesia bagian Tengah dan adanya pengaruh seruakan udara dingin dari dataran tinggi di Asia atau dataran tinggi Siberia.

Lalu, masih ada kondisi labilitas atmosfer secara lokal di beberapa wilayah Indonesia hingga masih ada pengaruh gelombang ekuator atau gelombang atmosfer Rossby dan Kelvin.

“Kondisi latar belakangnya kurang lebih masih sama dalam sepekan ini. Bedanya munculnya bibit siklon tropis 90S, muncul di Selatan Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat serta bibit siklon yang berada di Selatan Banten 99S. Kemudian juga bibit siklon 96P di teluk Carpentaria Selatan Papua,” katanya. Ari Sandita – Sindonews

(cip)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *