Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Belum Saatnya Bermesra dengan Pemerintah



loading…

Massa buruh dari Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) memadati gerbang Gedung DPR pada peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, Kamis (1/4/2025). FOTO/TANGGUH YUDHA

JAKARTA – Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia ( KASBI ) mengungkapkan alasannya memilih untuk memisahkan diri dari massa May Day di Monas, Jakarta. Menurutnya, saat ini merupakan momentum perlawanan, bukan justru bermesra-mesraan dengan pemerintah.

“Bagi kami kaum buruh, ini momentum perlawanan. Belum saatnya buruh bermesra-mesraan dengan pemerintah. Karena yang kita alami saat ini adalah kaum buruh itu situasinya sangat buruk,” kata Ketua Umum KASBI, Sunarno, di gerbang Gedung DPR, Kamis (1/5/2025).

Sunarno menyebut kondisi buruh saat ini sangat memprihatinkan. Jam kerja panjang, upahnya murah, mudah di PHK, dan tidak memiliki jaminan kepastian kerja menjadi masalah utama yang mengancam kelangsungan hidup buruh di Indonesia.

“Kita tidak bisa melakukan aksi May Dau dengan hura-hura atau pesta-bora gitu. Kami masih melakukan aksi dengan cara turun ke jalan,” katanya.

Ia menilai, aksi turun ke jalan merupakan bentuk penghormatan terhadap perjuangan buruh dunia, khususnya mereka yang di abad ke-19 memperjuangkan hak-hak dasar seperti pengurangan jam kerja menjadi delapan jam per hari.

Dengan membawa semangat perlawanan, Sunarno menegaskan bahwa perjuangan buruh belum selesai. Mereka menuntut keadilan sosial dan perbaikan nyata terhadap kondisi kerja yang selama ini mereka hadapi.

“Ini sebagai bentuk apresiasi kami kepada organisasi-organisasi buruh di seluruh dunia, terutama di awal abad 19 ketika memperjuangkan pengurangan jam kerja menjadi 8 jam. Kita harus beri perhargaan mereka dengan cara aksi-aksi turun ke jalan atau semangat perjuangan,” katanya.

Sementara itu, buruh dari KASBI serta Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK) bakal menemui komisi IX DPR.

“Tadi kita sudah berdiskusi dengan kawan-kawan dan kita bersepakat nanti berdiskusi dengan Komisi IX,” kata Ketua Umum KASBI, Sunarno, Kamis (1/5/2025).



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *