Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Awal Ramadan Berpotensi Berbeda, Lebaran Sama



loading…

Ketua MUI Pusat KH Cholil Nafis mengungkap ada potensi perbedaan awal Ramadan 1446 H/2025 M. Namun besar kemungkinan Hari Raya Idulfitri akan sama. FOTO/DOK.SINDOnews

JAKARTA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Cholil Nafis mengungkap ada potensi perbedaan awal Ramadan 1446 H/2025 M. Namun besar kemungkinan Hari Raya Idulfitri akan sama.

Hal itu diungkapkan Cholil Nafis melalui akun media sosial X-nya, Jumat (28/2/2025). Potensi perbedaan awal puasa Ramadan itu didasarkan hasil pergitungan ketinggian bulan.

“Mulai puasa tahun 1446 H/2025 potensi berbeda tapi lebaran sepakat bersama. Sebab menurut kriteria MABIM pd tgl 28/2/2025 untuk imkanurru’yah di Indonesia hanya bisa terpenuhi di Aceh, sdgkan di Jawa Timur apalagi di daerah timurnya lagi lebih sulit utk imkan melihat bulan,” tulis Cholil Nafis dikutip, Jumat (28/2/2025).

Ia menjelaskan, pada akhir Sya’ban 1446 H/28 Februari 2024, tinggi hilal di Jakarta sudah mencapai 4 derajat dengan elongasi (sudut antara titik pusat bulan dan matahari saat terbenam) 6,02 derajat. Sementara kriteria MABIMS yang dianut pemerintah Indonesia, tinggi hilal adalah 3 derajat dan elongasi 6,4.

“Sedangkan di Jawa Timur tinggi hilal 3, elo 5,9 (elongasinya belum masuk kriteria MABIM),” tulisnya lagi.

Sementara pada akhir Ramadan 1446 H/ 27 Maret 2025 pukul jam 10.02 WIB, tinggi hilal saat maghrib di Jakarta 1° 28′ dan Elongasi 6,5. Ketinggian bulan itu telah memenuhi kesepakatan MABIMS.

“Awal Syawal in syaa’ Allah TDK ada perbedaan antar ormas,” katanya.

Cholil Nafis mengatakan, jika berpegangan dengan kriteria MABIMS, maka potensi perbedaan awal Ramadan sangat mungkin terjadi. Jika ada hasil rukyah yang mu’tabar di zona Aceh, maka awal puasa ditetapkan Sabtu, 1 Maret 2025 tapi jika tidak ada hasil rukyah, maka dilakukan istikmal Sya’ban.

“Pemerintah bisa punya skenario, tetap diisbatkan Sabtu, baik rukyah berhasil atau tidak,” katanya.

Menurutnya, kalender Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah 2025 menyebutkan 1 Ramadan 1446 sama-sama jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025). Namun, NU selalu disertai keterangan bahwa putusan awal bulan hijriyah menunggu hasil ru’yat.

“Jika hilal gagal terlihat, maka bulan Sya’ban digenapkan 30 hari, maka mulai puasa pada Minggu (2/3/2025),” katanya.

(abd)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *