Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

APVI Ungkap Hasil Penelitian BRIN Produk Tembakau Alternatif Berisiko Rendah



loading…

APVI bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian risiko penggunaan produk tembakau alternatif. FOTO/FREEPIK

JAKARTA – Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian risiko penggunaan produk tembakau alternatif. Hasil riset menunjukkan bahwa produk ini memiliki profil risiko yang jauh lebih rendah dibandingkan rokok, terutama dalam hal kandungan senyawa toksik dan dampaknya terhadap sistem pernapasan.

Hal ini disampaikan Ketua APVI Budiyanto dalam keterangannya dikutip, Kamis (29/5/2025). Menurutnya, BRIN juga melakukan uji kandungan terhadap sembilan zat berbahaya yang direkomendasikan untuk dibatasi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar zat tersebut, seperti formaldehyde, benzene, dan carbon monoxide, tidak ditemukan dalam produk tembakau alternatif.

“Ini tidak berarti produk ini tanpa risiko, tetapi risikonya lebih rendah dan tetap harus digunakan secara bertanggung jawab,” kata Budiyanto.

APVI berencana memanfaatkan hasil riset ini sebagai materi edukasi publik, sekaligus sebagai masukan kebijakan kepada pemerintah agar regulasi yang dibentuk lebih adil dan berbasis bukti ilmiah.

“Kami ingin memastikan hasil riset bisa menjadi referensi konkret dalam merumuskan regulasi yang proporsional, demi melindungi masyarakat, khususnya kelompok rentan,” ujarnya.

Budiyanto juga mengutip studi internasional yang dipublikasikan pada Januari 2025 bertajuk “Electronic cigarettes and subsequent cigarettes smoking in young people: A systematic review”. Studi ini menganalisis 123 penelitian dengan sekitar 4 juta peserta di bawah usia 29 tahun di Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa Barat. Studi ini menyimpulkan bahwa rokok elektronik tidak mendorong kebiasaan merokok, bahkan sebaliknya, membantu menurunkan angka perokok muda.

Penurunan kebiasaan merokok di kalangan remaja AS juga tercermin dalam data CDC. Persentase siswa sekolah menengah yang melaporkan merokok dalam 30 hari terakhir menurun tajam dari 15,8% pada 2011 menjadi hanya 1,7% pada 2024.

(abd)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *