Aliansi Kebangsaan Berharap Kabinet Baru Berbasis Kompetensi Keahlian



loading…

Ketua Aliansi Kebangsaan Pontjo Sutowo mengatakan, pembentukan kabinet pada pemerintahan baru periode 2024-2029 diharapkan dapat berbasis kompetensi yang lebih mengutamakan keahlian/kemampuan profesional (zaken kabinet). Foto: Ist

JAKARTA – Ketua Aliansi Kebangsaan Pontjo Sutowo mengatakan, pembentukan kabinet pada pemerintahan baru periode 2024-2029 diharapkan dapat berbasis kompetensi yang lebih mengutamakan keahlian/kemampuan profesional (zaken kabinet). Hal itu dilakukan agar mampu memperkuat fondasi transformasi Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.

“Untuk memperkuat fondasi dapat diterapkan tiga area perubahan yaitu transformasi sosial, transformasi ekonomi, dan transformasi tata kelola. Sudah sepatutnya kabinet Prabowo memberikan perhatian sungguh-sungguh terhadap kemungkinan tantangan dan peluang yang muncul akibat berbagai perubahan dunia,” ujar Pontjo dalam FGD bertema “Kabinet yang Representatif dan Profesional”, Jumat (17/5/2024).

Pontjo menuturkan salah satu perubahan dunia yang harus sungguh-sungguh mendapat perhatian pemerintahan baru nanti adalah meningkatnya persaingan pemanfaatan sumber daya alam (SDA).

Perkembangan ini menuntut perbaikan pengelolaan kekayaan SDA yang selama ini bercorak “resource base” dan bersifat ekstraktif menuju pengelolaan dengan peningkatan pemanfaatan sains, teknologi, dan inovasi.

“Upaya ini akan berkontribusi juga dalam mendorong percepatan tranformasi ekonomi Indonesia dari yang selama ini berbasis SDA (resource based economy) menuju ekonomi berbasis sains dan teknologi (knowledge based economy),” kata Pontjo.

Model ekonomi berbasis pengetahuan perlu terus diupayakan karena dapat menstimulasi kreativitas dalam penerapan sains dan teknologi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan kapasitas sains dan teknologi, kekayaan dan lingkungan alam dapat didayagunakan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup suatu bangsa.

“Negara-negara yang telah menjalankan ekonomi berbasis pengetahuan seperti negara-negara Eropa pada umumnya dan beberapa negara Asia seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan ternyata lebih mampu menyejahterakan rakyatnya daripada negara-negara yang hanya bersandar pada kekayaan SDA,” ungkapnya.

Menurut Pontjo, belajar dari pengalaman sukses negara-negara tersebut sudah seharusnya Indonesia terus berupaya mentransformasikan diri dari perekonomian berbasis ekstraktif, pertanian tradisional, dan manufaktur konvensional menuju ekonomi berbasis sains dan teknologi (knowledge based economy).

Inilah salah satu harapan besar yang perlu dititipkan kepada kabinet baru nanti. Selanjutnya yang juga harus menjadi perhatian pemerintahan baru nanti secara sungguh-sungguh adalah perubahan geopolitik dunia.

“Dinamika geopolitik global ke depan akan menjadi tantangan bagi setiap negara tidak terkecuali Indonesia. Perkembangan geopolitik dapat berdampak terhadap berbagai sektor kehidupan dan tatanan global. Ketidakstabilan geopolitik dapat menimbulkan berbagai krisis utamanya krisis pangan dan energi yang selanjutnya memicu ketidakpastian geoekonomi di tingkat global,” ujar Pontjo.

(jon)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *