Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Airlangga Terkesan Lukisan Kamis Pon Jogja di Pameran Seni Cahaya Cita Indonesia



loading…

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri Pameran Sarana Seni bertajuk Cahaya Cita Indonesia di Hadiprana Gallery, Kemang, Jakarta Selatan. Foto/Istimewa

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri Pameran Sarana Seni bertajuk Cahaya Cita Indonesia di Hadiprana Gallery, Kemang, Jakarta Selatan. Dalam kesempatan itu, dia mengaku terkesan dengan lukisan ‘Kamis Pon Jogja’ yang dilukis Muh Saeful Hafidz.

Lukisan yang menggambarkan ikon Kota Yogyakarta, Tugu Jogja itu menjadi salah satu karya yang dipajang dalam pameran tersebut. “Favorit saya ini lukisan Tugu Jogja, karena kebetulan saya kuliah di Jogja itu my second home, my city,” ujar Airlangga saat menghadiri pembukaan pameran, Jumat (1/11/2024).

Adapun lukisan ‘Kamis Pon Jogja’ dibanderol Rp8,5 juta. Selain lukisan itu, ada sekitar 40 lukisan lain yang dipamerkan antara lain berjudul Plaosan Temple, Candi Sukuh, Cityscape, hingga Opera Zaman.

Pameran yang digelar pada 1-6 November 2024 ini memajang karya dari seniman berbakat hingga siswa disabilitas yang bisa dinikmati mulai pukul 11.00 hingga 19.00 WIB. Para pengunjung bisa menikmati berbagai macam karya seni, di antaranya lukisan, seni digital, dan instalasi.

Pameran ini digelar untuk mendukung Yayasan Mitra Netra dan Yayasan Bhakti Luhur. Artinya, 100 persen keuntungan pameran ini akan didonasikan untuk kedua yayasan tersebut.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menilai, gelaran seni yang digagas anak muda dari berbagai sekolah ini menjadi ekspresi kreativitas nilai tambah bidang seni. Dia mengapresiasi para siswa yang menginisiasi kolaborasi seni untuk charity seperti ini.

“Kalau kita lihat pelukisnya, ada pelukis yang sangat baik seperti Ibu Erika ya. Dan ini adalah nilai tambah. Seni itu nilai tambahnya sangat tinggi, dan sangat baik kalau anak-anak muda itu mengapresiasi seni dengan berbagai kegiatan termasuk kegiatan pameran hari ini yang diinisiasi oleh anak-anak SMA semua,” ujar Airlangga.

Airlangga menegaskan pentingnya gelaran seni seperti ‘Cahaya Cita Indonesia; ini untuk memperkaya ekosistem wisata budaya nasional. Menurutnya, ada nilai tambah jika berbicara mengenai karya seni, seperti lukisan.

“Kalau kita bicara nilai tambah, itu lukisan, karena kita beli canvas, dilukis dan nilainya tinggi. Tidak semua orang punya talenta di bidang seni, dan kegiatan ini menjadi ajang apresiasi bagi mereka yang memiliki bakat luar biasa,” pungkasnya.

(rca)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *