loading…
Ada tiga Jenderal di TNI AD yang berasal dari Timur Timor (Timtim) kini bernama Timor Leste. Foto/istimewa
Ketiga Jenderal TNI tersebut yakni, Letjen TNI Rui Fernando Guedes Palmeiras Duarte kini menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan (Irjen Kemhan), kemudian Brigjen TNI Antoninho Rangel da Silva yang kini menduduki jabatan sebagai Danrem 151/Binaiya. Serta Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, yang mengemban amanat sebagai Komandan Korem 161/Wira Sakti.
Sebelum Timtim berpisah dari Indonesia dan menjadi negara sendiri bernama Timor Leste, Timtim merupakan provinsi ke 27. Atas dasar itu, banyak dari putra daerah asal Timtim yang bergabung di militer sebagai prajurit TNI.
Berikut ini tiga Jenderal TNI asal Timtim yang masih aktif bertugas:

1. Brigjen TNI Antoninho Rangel da Silva
Brigjen TNI Antoninho juga merupakan perwira tinggi (Pati) TNI yang berasal dari Timtim. Saat ini dia menjabat sebagai Danrem 151/Binaiya, di bawah Kodam Pattimura sejak 3 Mei 2024.
Jenderal TNI kelahiran Viqueque, Timur-Timor pada 17 Agustus 1968 ini merupakan abituren Akmil 1992 dari satuan Infanteri Kostrad.
Semasa karier militernya, Brigjen TNI Anton pernah menduduki sejumlah jabatan penting di TNI AD dan Mabes TNI. Mulai dari Batalyon Infanteri (Yonif) 408/Suhbrastha dan Yonif 410/Alugoro. Selain itu, dia juga pernah menjadi Perwira Pembantu Madya Pam Sinteldam VI/Mulawarman, Kasi Intel Korem 101/Antasari, dan Asops Satintel Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI.
Kemudian, Staf Ahli Pangdam IX/Udayana Bidang Ekonomi, dosen Sesko TNI, Paban IV/Log Ditum Sesko TNI, Paban II/Evjianbangstra Ditevjianbangstra Sesko TNI hingga Pamen Denma Mabesad. Kariernya terus meningkat, dia kemudian diangkat menjadi Waasintel KSAD Bidang Jemen Intel pada 2022—2024 sebelum akhirnya menjabat Danrem 151/Binaiya hingga sekarang.
Dia juga tercatat sebagai perwira yang ikut mendesain Pembentukan Satuan Raider, sebuah pasukan elite yang dimiliki TNI. Video interaktif dengan Lembaga International Committee Of The Red Cross (ICRC) tentang penerapan HAM dan Hukum Humaniter Internasional bagi prajurit TNI AD di saat perang maupun damai membuatnya mendapat penghargaan.
Kalau itu, dia ikut 9th Summer Course On International Humanintarian Law, Sanremo, Italy dan Geneva, Swiss pada 2009. Pada 2010, yang bersangkutan pernah mendesain sebuah taktik yang dinamakan Taktik Bertempur (Tikpur) “Brigade dalam Operasi Lawan Insurjensi” untuk TNI AD.
Atas hal tersebut, KSAD Jenderal TNI (Purn) George Toisutta saat itu memberinya apresiasi. Dia berkesempatan untuk mengikuti Pendidikan Seskoad tanpa tes. Sebelumnya, dia juga pernah mengenyam pendidikan militer seperti Sesarcabif, Dik PARA, Diklapa I dan II, Seskoad, Sesko TNI pada 2017 hingga Lemhannas RI.
Dia juga pernah kenyang dengan pengalaman di medan operasi seperti Operasi Seroja dan Operasi di Aceh. Tidak hanya itu, dia juga pernah ditugaskan di luar negeri seperti Italia, Swiss, China, dan Brazil.