Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Uang di ATM Sisa Rp100 Ribu, Nunung Sempat Tak Bisa Beli Obat


loading…

Nunung mengaku saldo di rekeningnya pernah hanya tersisa Rp100 ribu. Kesulitan ekonomi ini semakin dirasakan lantaran harus membayar berbagai kewajiban bulanan. Foto/YouTube Deddy Corbuzier

JAKARTA Nunung mengaku saldo di rekeningnya pernah hanya tersisa Rp100 ribu lantaran kondisi finansialnya tengah sulit. Kesulitan ekonomi ini semakin dirasakan lantaran ia harus membayar berbagai kewajiban bulanan yang cukup besar.

Termasuk cicilan sertifikat rumah yang digadaikan ke bank dan BPKB mobil yang juga dijadikan jaminan. Tak tanggung-tanggung, cicilan yang harus dibayar Nunung setiap bulan terdiri dari Rp15,3 juta untuk sertifikat rumah dan Rp7 juta untuk BPKB mobil.

Dalam perbincangan dengan Deddy Corbuzier, Nunung mengatakan bahwa dirinya sering kali mengalami kondisi keuangan yang sangat terbatas akibat besarnya pengeluaran yang harus ia tanggung setiap bulan.

“Beberapa bulan ini di rekening saya cuma ada Rp100 ribu. Sering, sering banget. Karena saya tiap bulan kan harus bayar di bank, bayar sertifikat, harus bayar BPKB. Harus bayar,” kata Nunung dikutip dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, Senin (10/3/2025).

Uang di ATM Sisa Rp100 Ribu, Nunung Sempat Tak Bisa Beli Obat

Foto/Instagram Nunung

“Itu kan saya utamakan (bayar sertifikat rumah dan BPKB mobil ke bank). Saya nggak mau kehilangan rumah saya tinggal satu-satunya,” sambungnya.

Meskipun penghasilan pelawak 61 tahun itu masih berasal dari pekerjaan sebagai bintang tamu di berbagai program televisi, pembayaran honornya tidak selalu langsung cair. Bahkan terkadang harus menunggu hingga dua atau tiga bulan sebelum akhirnya diterima.

“Saya ini ya cuma menunggu. Kadang-kadang kan jadi bintang tamu, bintang tamu. Bintang tamu kadang dua bulan, tiga bulan baru turun (honor). Ya cuma menunggu itu aja. Kadang-kadang kosong sama sekali,” jelasnya.

Kondisi ini membuat anggota grup lawak Srimulat itu harus berjuang keras. Termasuk sampai meminta pihak televisi untuk memberinya kesempatan tampil sebagai bintang tamu agar ia bisa mendapatkan uang demi membeli obat yang dibutuhkannya.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *