Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Tika Bravani Akui Deg-degan Perankan Siti Walidah, Istri KH Ahmad Dahlan



loading…

Tika Bravani sempat deg-degan saat memerankan Siti Walidah, istri pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan, dalam pertunjukan teater Aku yang Tak Kehilangan Suara. Foto/istimewa

JAKARTA – Tika Bravani sempat deg-degan saat memerankan Siti Walidah, istri pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan, dalam pertunjukan teater monolog bertajuk Aku yang Tak Kehilangan Suara.

Dalam teater monolog sekira 30 menit ini Tika harus fokus dengan menghayati kehidupan Siti Walidah, perempuan tangguh. Bukan saja sebagai istri tokoh nasional, juga salah satu pendiri Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah.

Bahkan, bagi Tika, dia bukan hanya sekadar mendalami karakter Siti Walidah saja, ada pelajaran hidup yang didapat yang membuatnya kagum dengan ketegaran dan kebijaksanaan dari Siti Walidah.

“Beliau tahu bahwa suaminya menikah lagi, tetapi bisa menerima itu sebagai bagian dari perjuangan dan syiar. Ia tetap fokus pada pendidikan, kesehatan, dan pengabdian kepada masyarakat. Saya pribadi belum tentu bisa sekuat beliau,” kata Tika di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat, Jumat (30/5/2025) malam.

Pertunjukan Aku yang Tak Kehilangan Suaratidak hanya menghadirkan narasi sejarah, juga membangkitkan semangat perempuan untuk terus bersuara dan mengabdi demi kemanusiaan, tanpa kehilangan jati dirinya.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *