Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Tarian Anak di Atas Perahu Pacu Jalur Viral dan Mendunia, Begini Sejarahnya



loading…

Tradisi budaya Pacu Jalur dari Riau tengah jadi pusat perhatian dunia. Foto/Tangkap layar laman Wonderful Indonesia.

JAKARTA – Tradisi budaya Pacu Jalur dari Riau tengah jadi pusat perhatian dunia maya usai viralnya aksi seorang anak kecil yang menari di ujung perahu saat perlombaan berlangsung. Keunikan momen ini terekam dalam video yang menyebar luas di berbagai platform media sosial.

Dalam video tersebut, terlihat puluhan anak mendayung perahu panjang khas Pacu Jalur, sementara seorang bocah—dikenal dengan julukan Anak Coki—menarikan gerakan lincah di bagian depan perahu. Tarian itu tak hanya menghibur penonton lokal, tapi juga menginspirasi warga dunia, bahkan hingga ditiru oleh para pesepak bola dari klub Paris Saint-Germain (PSG) saat merayakan kemenangan mereka.

Baca juga: Festival Pacu Jalur Tradisional Masuk 10 Karisma Event Nusantara Kemenparekraf

Mengenal Pacu Jalur, Warisan Budaya Kuantan Singingi

Mengutip situs resmi Kota Jalur pada Kamis (3/7/2025), Pacu Jalur merupakan lomba perahu tradisional yang digelar rutin di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Acara ini sangat ditunggu-tunggu masyarakat setempat, dengan jumlah perahu (jalur) yang bisa mencapai lebih dari 100 tim.

Perahu yang digunakan disebut “jalur”, yakni perahu besar berbahan kayu utuh tanpa sambungan, dan mampu mengangkut 45–60 pendayung. Tradisi ini dipercaya telah ada sejak tahun 1903 dan kini menjadi agenda tahunan Pemerintah Provinsi Riau untuk mendongkrak sektor pariwisata, baik lokal maupun internasional.

Pada masa kolonial Belanda, Pacu Jalur digunakan untuk meramaikan perayaan adat dan ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina, setiap tanggal 31 Agustus. Saat itu, lomba Pacu Jalur digelar selama dua hingga tiga hari, tergantung jumlah peserta.

Jejak Sejarah Pacu Jalur Sejak Abad ke-17

Tradisi Pacu Jalur berasal dari abad ke-17, bermula sebagai moda transportasi air utama masyarakat yang tinggal di sepanjang Sungai Kuantan. Dengan keterbatasan sarana darat kala itu, perahu besar ini menjadi andalan warga untuk berpindah dari satu desa ke desa lain.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *