Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Psikolog IPB University Jelaskan Rasa Hampa Usai Pulang dari Tanah Suci



loading…

Pulang dari ibadah haji atau umrah seharusnya membawa kedamaian dan kebahagiaan. Foto/SINDOnews.

JAKARTA – Pulang dari ibadah haji atau umrah seharusnya membawa kedamaian dan kebahagiaan. Namun, tak sedikit jamaah justru merasakan kehampaan, gelisah, hingga rindu mendalam terhadap suasana sakral di Tanah Suci. Fenomena ini dikenal sebagai Post-Hajj Syndrome atau Post-Umrah Syndrome.

Psikolog IPB University , Nur Islamiah menjelaskan bahwa sindrom ini merupakan bentuk transisi psikologis, emosional, dan spiritual yang kerap dialami jamaah setelah kembali ke kehidupan sehari-hari usai menunaikan ibadah besar.

Baca juga: BP Haji Sebut 2.760 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Tanah Air Hari Ini

“Perasaan kosong, kehilangan makna, dan penurunan semangat spiritual merupakan ciri umum yang dirasakan,” ujar dosen yang akrab disapa Bu Mia ini. Meski terdengar berat, ia menegaskan bahwa sindrom ini bukan gangguan kejiwaan, melainkan respons emosional wajar setelah pengalaman spiritual yang mendalam.

Dalam psikologi, hal ini dikenal sebagai post-event letdown, yaitu kondisi ketika seseorang merasa kehilangan arah setelah melalui momen bermakna yang menggugah jiwa. Bu Mia menambahkan, situasi ini sering kali diperparah oleh tekanan sosial yang datang setelah menyandang status “Haji” atau “Hajjah”, karena adanya ekspektasi untuk menjadi panutan religius.

Baca juga: Kepulangan Jemaah Haji, Tim Medis Standby Siang Malam di Bandara Jeddah dan Madinah



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *