Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Pangeran William Kawal George Jadi Raja, Pewaris Takhta dari Wales



loading…

Pangeran William tengah membuka jalan modern bagi monarki, termasuk memikirkan masa depan George. Foto/ marca

JAKARTA – Pangeran William secara luas dianggap sebagai anggota kerajaan yang berpikiran maju. Dia tengah membuka jalan modern bagi monarki, termasuk memikirkan masa depan putra sulungnya, Pangeran George .

Salah satunya, William diharapkan menjunjung tinggi salah satu tradisi tertua kerajaan dengan gelar “Pangeran Wales” pada George . Keputusan ini mencerminkan keseimbangan antara modernisasi dan penghormatan terhadap warisan kerajaan.

Dikutip Marca, gelar “Pangeran Wales” merupakan salah satu gelar terpenting dalam monarki Inggris, yang secara tradisional diberikan kepada pewaris takhta. Meskipun tidak secara otomatis diwariskan, gelar ini biasanya diberikan oleh raja yang berkuasa.

Tradisi ini berlanjut pada 2022 ketika Raja Charles III segera menganugerahkan gelar tersebut kepada William setelah naik takhta. Charles sebelumnya telah memegang gelar tersebut selama 64 tahun yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang memperkuat pentingnya gelar tersebut dalam protokol kerajaan. Menurut pakar kerajaan Huw Thomas, sangat tidak mungkin William akan menyimpang dari adat ini saat dia menjadi Raja.

“Kerajaan dibangun atas tradisi. Meski bukan gelar yang diwariskan, tradisi yang berlaku adalah raja memberikan gelar Pangeran Wales kepada putranya,” jelas Thomas kepada The Sun.

“Anda akan terkejut jika di masa mendatang William berpikir, sekarang saya akan membuang gelar ini,” tuturnya lagi.

Kepatuhan terhadap tradisi ini akan mencerminkan pendekatan Charles sendiri, karena dia hampir tidak menunggu 24 jam sebelum menganugerahkan gelar tersebut kepada William. Hal ini menggarisbawahi hubungan abadi kerajaan dengan praktik historisnya, bahkan di era perubahan.

Tradisi yang Ditata Ulang untuk Zaman Modern
Meski gelar Pangeran Wales memiliki makna historis yang sangat besar, William telah menunjukkan niatnya untuk mendefinisikan ulang perannya. Saat dia memangku gelar tersebut, ia menolak untuk mengadakan upacara penobatan besar, yang melanggar tradisi yang ditetapkan selama masa jabatan Charles.

Sebaliknya, Istana Kensington mengumumkan bahwa kemegahan dan kemewahan seperti itu “tidak akan terjadi,” yang mencerminkan visi William untuk monarki yang mengutamakan substansi daripada tontonan.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *