loading…
Pakar bahasa tubuh mengklaim gestur Pangeran Harry, di mana Meghan Markle menunjukkan dominasinya dalam hubungan tersebut. Foto/ netflix
Dikutip Mirror, seorang pakar bahasa tubuh, Inbaal Honigman menyatakan bahwa kebiasaan Pangeran Harry memegang siku Meghan Markle atau menuntunnya dari belakang bisa jadi merupakan tanda kecemasannya saat berada di dekat sang istri.
Inbaal Honigman mengamati bahwa Duke of Sussex sering menunjukkan perilaku yang unik dalam foto, menafsirkannya sebagai Meghan yang menunjukkan “dominasinya” dalam dinamika mereka. Meskipun mengakui kehalusan gestur tersebut, Inbaal berpendapat kepada majalah Woman bahwa memimpin jalan memaksa Harry untuk mengikutinya.
“Itu adalah gestur dominan yang sangat halus, karena tidak agresif atau mencolok, tetapi berjalan di depan tetap mendominasi karena tidak memberi orang lain banyak pilihan; mereka harus tertinggal di belakang,” ucap Inbaal Honigman.
Lebih lanjut, dia mencatat bahwa tindakan Harry tampaknya merupakan bentuk “bertemu” dengan Meghan, yang ia gambarkan sebagai tindakan “menenangkan”. Namun, Inbaal menyebutkan “aspek cemas” pada cara Harry menggendong Meghan, yang menunjukkan bahwa hal itu memberikan kepastian bagi kedua belah pihak.
Inbaal Honigman menguraikan kebutuhan naluriah sang pangeran untuk mendapatkan kenyamanan, dengan menyatakan: “Tangan sang pangeran terulur untuk memegang siku istrinya bahkan saat ia menyapa orang lain. Ini memberi tahu kita bahwa tindakan tersebut bukanlah keputusan sadar dari pihaknya, melainkan tindakan naluriah yang membuatnya merasa aman.”
Analisis ini muncul di tengah rumor yang beredar tentang kemungkinan perpisahan antara pasangan tersebut, klaim yang dibantah tegas oleh Pangeran Harry di New York Times DealBook Summit 2024. Namun, dia juga menepis rumor bahwa Harry dan Meghan telah berpisah atau pindah tempat tinggal.
“Tampaknya kami telah membeli atau pindah rumah 10, 12 kali. Kami tampaknya juga telah bercerai mungkin 10, 12 kali. Jadi, apa?” kata Inbaal Honigman.
Ada laporan sebelumnya yang menunjukkan spekulasi tersebut dimulai ketika pasangan tersebut mulai melakukan lebih banyak hubungan solo, meskipun seorang sumber menjelaskan kepada Hello! Magazine bahwa usaha solo selalu menjadi bagian dari rencana mereka.
Bulan lalu, laporan menunjukkan Meghan Markle merasa kecewa atas pernyataan dalam sebuah artikel Vanity Fair yang mengklaim bahwa ia bermaksud menulis buku setelah perceraian yang dibayangkan.
Artikel tersebut bahkan menunjukkan bahwa diskusi dengan penerbit untuk menilai minat telah dilakukan, namun “tidak ada tawaran yang pernah dibuat”, sambil menekankan bahwa pasangan Kerajaan tersebut masih “sangat mencintai”.
(tdy)