Mengenal Putri Margaret, Adik Ratu Elizabeth II yang Kontroversial



loading…

Putri Margaret, adik perempuan Ratu Elizabeth II dikenal karena perilakunya yang impulsif dan kontroversial. Foto/nl beeld

JAKARTA – Putri Margaret, adik perempuan Ratu Elizabeth II dikenal karena perilakunya yang impulsif dan kontroversial, yang kontras dengan kepribadian kakaknya yang patuh dan berdedikasi.

Kehidupan pribadinya yang penuh gejolak, menjadi sorotan hingga terangkum dalam serial ‘The Crown.’ Ini memicu rasa ingin tahu tentang sang putri yang suka memberontak.

Meskipun meninggal pada usia yang relatif muda yaitu 71 tahun pada 2002, warisannya terus memikat banyak orang.

Kelahiran seorang putri

Putri Margaret Rose lahir di Kastil Glamis, Skotlandia pada 21 Agustus 1930. Sejak itu, namanya melekat di benak masyarakat.

Hari-hari yang dijalani terbilang berbeda. Putri Margaret dikenal sebagai saudara kandung yang bersemangat, impulsif dan lebih menarik, berbeda dengan kakak perempuannya, Elizabeth, yang tekun dan serius.

Elizabeth dan Margaret, yang usianya terpaut empat tahun dibesarkan di London. Tidak seorang pun mengantisipasi bahwa keluarga mereka akan menjadi pewaris tahta kerajaan Inggris berikutnya.

Pada 1933, sebuah foto diambil dari Putri Margaret dan Putri Elizabeth di taman Kastil Windsor. Mereka terlihat bersama kakek mereka, Raja George V, nenek Ratu Mary dan ibunya, Duchess of York.

Tiga tahun kemudian, kehidupan kedua gadis itu menjadi sorotan publik ketika paman mereka, Raja Edward VIII turun takhta untuk menikahi kekasihnya dari Amerika, Wallace Simpson, yang telah bercerai dua kali.

Ini karena ayah mereka akan naik takhta, Margaret pun menyatakan simpati kepada kakak perempuannya, yang kini dianggap sebagai pewaris tahta. Dia memeluknya dengan penuh kasih sayang sambil berkata, “Oh, Lillibet, kasihan sekali dirimu.”

Kehidupan kedua saudara perempuan itu mengalami perubahan signifikan ketika Raja George VI memegang kekuasaan pada Mei 1937.

Meskipun mereka memiliki ikatan yang erat, perjuangan Margaret seumur hidup untuk menemukan tempatnya menciptakan ketegangan yang berkelanjutan. Sementara, Elizabeth menerima pelajaran sejarah konstitusional sebagai persiapan untuk perannya di masa depan sebagai ratu, Margaret tidak mendapatkan kesempatan pendidikan ini.

Pada 1947, Putri Elizabeth menikah dengan Philip Mountbatten, sementara Margaret menjadi pengiring pengantin.

Kematian Raja George
Setelah kematian Raja George VI pada 1952, Putri Elizabeth yang berusia 26 tahun naik takhta sebagai ratu.

Putri Margaret mendampingi Ratu selama penobatannya pada Juni 1953. Margaret yang berusia 22 tahun menarik perhatian dengan membersihkan kerah baju seorang pria, sementara kakak perempuannya tetap menjadi pusat perhatian.

Pria yang dimaksud adalah Kapten Peter Townsend, seorang perwira di RAF yang pernah bertugas sebagai salah satu pengawal ayahnya. Dia 16 tahun lebih tua dari Margaret dan hubungan romantis mereka sejauh ini disembunyikan dari masyarakat umum.

Putri Margaret dan Kapten Peter Townsend ingin menikah, tetapi Margaret harus melepaskan hak istimewa kerajaan untuk menikahi pria yang membuatnya jatuh hati.

Namun, Putri Margaret membuat keputusan pada 1955 untuk meninggalkan Townsend, dengan memprioritaskan komitmennya kepada Persemakmuran. Akhir yang memilukan dari hubungan cinta mereka ini menuai banyak simpati dan dukungan publik.

Kontroversi

Margaret sangat terpengaruh oleh patah hati ini mulai lebih banyak minum dan merokok, perilaku yang terus berlanjut sepanjang hidupnya.

Menurut Craig Brown, penulis biografi, di usia dua puluhan, sang Putri menghabiskan dua jam setiap pagi untuk berbaring di tempat tidur, merokok tanpa henti dan mendengarkan radio.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *