Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kontroversi Snow White 2025, Tidak Ada Kurcaci, Pangeran hingga Keterlibatan Artis Israel



loading…

Live-action Snow White menjadi salah satu proyek studio paling kontroversial dari serial ikonik yang melegenda. Foto/ disney

JAKARTA – Adaptasi live-action Snow White akan tayang perdana pada tahun ini dan menjadi salah satu proyek studio paling kontroversial dalam beberapa tahun terakhir, di mana film Disney ini telah menghadapi pengawasan ketat atas pilihan pemeran, perubahan cerita yang signifikan, dan pandangan politik dari para aktrisnya.

Snow White mengalami tuduhan “terlalu wake” hingga perdebatan sengit tentang penggambaran tujuh kurcaci. Namun, ada lebih banyak kontroversi seputar film ikonik tersebut.

Kontroversi Snow White 2025

Tujuh kurcaci

Dikutip Marca, salah satu isu paling awal dan paling kontroversial seputar film tersebut adalah keputusan Disney untuk mengubah penggambaran tradisional tujuh kurcaci.

Pada 2022, aktor Peter Dinklage, yang terkenal karena perannya dalam Game of Thrones, mengkritik Disney karena berupaya bersikap progresif dengan memilih aktris Latina sebagai Putri Salju sambil tetap menceritakan “kisah mundur” tentang kurcaci.

Komentar Dinklage mendorong Disney untuk mengumumkan bahwa mereka mengambil “pendekatan berbeda” terhadap tujuh karakter tersebut untuk menghindari penguatan stereotip.

Alih-alih penggambaran kurcaci klasik, film ini menampilkan sekelompok makhluk ajaib yang beragam, termasuk aktor dari berbagai etnis dan jenis kelamin. Namun, tindakan ini membuat marah banyak orang di komunitas dwarfisme, yang berpendapat bahwa Disney menghilangkan kesempatan berakting bagi orang-orang dengan dwarfisme.

“Anda menggantikan pekerjaan yang seharusnya dimiliki orang-orang kecil. Itu untuk kurcaci. Mengapa Anda mempekerjakan ‘Putri Salju dan tujuh orang biasa’?” kata aktor Jason “Wee Man” Acuna menyuarakan rasa frustrasinya.

Tidak Ada Pangeran Tampan

Perubahan besar lainnya dalam adaptasi live-action adalah penghilangan Pangeran Tampan. Disney telah membingkai ulang karakter Putri Salju agar lebih mandiri, selaras dengan narasi feminis modern.

Rachel Zegler telah vokal tentang bagaimana versi Putri Salju ini tidak lagi menunggu seorang pangeran untuk menyelamatkannya. Sebaliknya, film ini bertujuan untuk menampilkan seorang pahlawan wanita yang menciptakan takdirnya sendiri.

Meskipun perubahan ini dimaksudkan untuk membuat cerita lebih memberdayakan, beberapa kritikus berpendapat bahwa film ini menyimpang terlalu jauh dari dongeng tradisional. Penggemar film animasi asli 1937 telah menyatakan kekecewaan, merasa bahwa studio mengorbankan elemen klasik dalam upaya memodernisasi narasi.

Zegler sendiri menambah reaksi keras ketika dia berkomentar tentang versi film 1937, menyatakan bahwa dia menganggap beberapa aspek film itu ketinggalan zaman dan menyatakan ketidaknyamanan dengan peran sang pangeran, menyebutnya sebagai “penguntit.”

Pemilihan Artis dan Tuduhan Woke

Pemilihan pemeran Zegler sebagai Putri Salju juga menjadi subjek perdebatan sengit. Beberapa kritikus berpendapat bahwa pemilihan aktris Latina untuk peran tersebut bertentangan dengan deskripsi karakter yang terkenal sebagai “berkulit seputih salju.” Hal ini memicu tuduhan bahwa Disney memprioritaskan keberagaman daripada keaslian, yang mengarah pada klaim bahwa film tersebut mendorong agenda yang terlalu “woke”.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *