Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kisah Haru Persahabatan Lilie Wijayati dan Elsa Laksono, Pendaki yang Meninggal di Puncak Carstensz


loading…

Persahabatan Lilie Wijayati dan Elsa Laksono menjadi sorotan setelah meninggal dunia usai mendaki Puncak Carstensz, Papua. Keduanya memiliki persahabatan erat. Foto/istimewa

JAKARTA – Persahabatan Lilie Wijayati dan Elsa Laksono menjadi sorotan setelah meninggal dunia usai mendaki Puncak Carstensz , Papua. Tak hanya dikenal sebagai pendaki senior, keduanya juga memiliki ikatan persahabatan yang erat hingga akhir hayat mereka.

Lilie Wijayati dan Elsa Laksono dilaporkan meninggal dunia akibat hipotermia karena cuaca buruk saat turun dari Puncak Carstensz pada 1 Maret 2025. Keduanya berada dalam rombongan pendakian bersama penyanyi sekaligus penulis lagu Fiersa Besari.

Kisah Haru Persahabatan Lilie Wijayati dan Elsa Laksono

Bersahabat dari SMA dan Kecintaan Pada Alam

Kisah Haru Persahabatan Lilie Wijayati dan Elsa Laksono, Pendaki yang Meninggal di Puncak Carstensz

Foto/Facebook Elsa Laksono

Lilie dan Elsa telah berteman sejak lama, bahkan dari mereka masih bersekolah di SMA Dempo Malang pada 1984. Keduanya memiliki kecintaan yang sama terhadap mendaki gunung, menjadikan aktivitas ini sebagai simbol eratnya persahabatan mereka.

Elsa merupakan seorang dokter gigi lulusan Universitas Trisakti, dikenal sebagai sosok petualang sejati yang pernah menjalani dinas militer. Sedangkan Lilie merupakan perancang busana di Bandung. Selain mendaki gunung, mereka juga mencintai keindahan laut dan alam bebas.

Sepanjang perjalanan mereka sebagai pendaki, Lilie dan Elsa telah menaklukkan berbagai puncak gunung di Indonesia. Keduanya memiliki impian untuk menyelesaikan pendakian tujuh puncak gunung di Tanah Air, meski usia mereka tidak lagi muda yaitu 60 tahun.

“Lilie Wijayati dan Elsa Laksono, keduanya berumur 60 tahun, meninggal dunia karena kedinginan di Puncak Cartens, dekat Timika, Papua. Lilie perancang busana di Bandung, Elsa dokter gigi di Jakarta. Mereka alumni SMA Dempo Malang tahun 1984,” tulis akun X @andreasharsono dikutip Selasa (4/3/2025).

Perjalanan Terakhir di Puncak Carstensz

Kisah Haru Persahabatan Lilie Wijayati dan Elsa Laksono, Pendaki yang Meninggal di Puncak Carstensz

Foto/istimewa

Sebelum melakukan pendakian di Puncak Carstensz, keduanya telah melakukan persiapan matang, termasuk pelatihan fisik. Namun, takdir berkata lain. Setelah mencapai puncak, cuaca buruk dan badai salju menyebabkan keduanya mengalami hipotermia, yang akhirnya merenggut nyawa mereka.

Jenazah Lilie dan Elsa telah dievakuasi dan akan dimakamkan di Jakarta. Kepergian mereka meninggalkan duka mendalam, tetapi persahabatan mereka akan selalu dikenang, abadi di puncak tertinggi Papua yang menjadi saksi perjalanan terakhir mereka.

(dra)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *