Kemenparekraf Gelar Bimtek Pariwisata di Desa Wisata Kukuh Bali, Ini Daya Tariknya



loading…

Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) baru-baru ini berkunjung ke Desa Wisata Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali. Foto/Istimewa

JAKARTA – Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) baru-baru ini berkunjung ke Desa Wisata Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali.

Kunjungan tersebut salah satunya bertujuan untuk menggelar bimbingan teknis (bimtek) strategi komunikasi pemasaran pariwisata dan ekonomi kreatif melalui penguatan branding serta fotografi kepada kelompok sadar wisata di Bali.

Kegiatan bimtek kali ini melibatkan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan pengelola DTW Alas Kedaton, Pokdarwis Desa Wisata Kukuh, tokoh adat, kader bank sampah, juga karang taruna.

Lantas, apa saja daya tarik Desa Wisata Kukuh?

Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sesmenparekraf) Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, Desa Kukuh memiliki destinasi wisata yakni Daya Tarik Wisata (DTW) Alas Kedaton. Daya tarik wisata yang menawarkan kawasan hutan dengan populasi kera dan kalong ini sempat berjaya di tahun 1990-an.

“Imbas pandemi COVID-19, kunjungan ke DTW Alas Kedaton belum pulih seperti masa kejayaannya,” ujar Ni Wayan Giri Adnyani melalui keterangan tertulis, Rabu (17/7/2024).

Desa Wisata Kukuh juga memiliki daya tarik Pura Dalem Kahyangan Kedaton, yakni salah satu pura yang penting dan menarik perhatian di antara ribuan pura yang tersebar di Pulau Bali. Dalam perjalanan ke pura ini, akan tampak panorama alami yang menghijau di antara sawah-sawah pertanian penduduk setempat.

Saat tiba di Pura Dalem Kahyangan Kedaton, pemandangan tampak menghijau dengan latar belakang hutan rimba diiringi dengan kehadiran populasi kera-kera yang ada di sana.

Untuk itu, melalui kegiatan ini, ujar Giri, para pemuda dan Pokdarwis setempat dapat bergerak bersama membangkitkan kunjungan ke DTW Alas Kedaton dan Desa Wisata Kukuh yang memiliki potensi atraksi yang sangat beragam.

Giri juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dari semua stakeholder (pemangku kepentingan) dalam pengelolaan DTW maupun dalam pengembangan Desa Wisata.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *