Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kasus Sifilis di Indonesia Tembus 23.347, Kemenkes Imbau Pemeriksaan Rutin



loading…

Kementerian Kesehatan melaporkan lonjakan kasus sifilis di Indonesia, dengan 23.347 kasus sepanjang 2024. Penyakit menular seksual itu menjadi perhatian. Foto/The Pharmaceutical Journal

JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan lonjakan signifikan kasus sifilis di Indonesia, dengan 23.347 kasus tercatat sepanjang 2024. Penyakit menular seksual itu kini menjadi perhatian serius, tak hanya karena penyebarannya yang meningkat, tapi juga karena masih banyak masyarakat yang salah kaprah soal penyebabnya.

Sifilis atau dikenal juga sebagai raja singa adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri treponema pallidum. Penyakit ini bisa menyebar melalui hubungan seksual yang tidak aman, tapi juga bisa menular dari ibu hamil ke janinnya (sifilis kongenital), yang sangat berbahaya bagi kesehatan bayi baru lahir.

Menurut laporan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, tren kasus sifilis menunjukkan peningkatan konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Di tahun 2022, tercatat lebih dari 20 ribu kasus. Kini, jumlah itu melonjak dengan catatan lebih dari 23 ribu kasus pada 2024, sebagian besar terjadi di wilayah perkotaan, meski wilayah pedesaan juga mulai terdampak.

Salah satu hal penting yang disorot Kemenkes adalah stigma keliru yang melekat pada penyakit ini. Banyak yang mengaitkan sifilis semata-mata dengan perilaku seks bebas atau “jajan di luar”.

Baca Juga: 5 Fakta Sifilis, Penyakit Menular Seksual yang Mengerikan

Dilansir dari CDC, Senin (16/6/2025), padahal kenyataannya, sifilis bisa menyerang siapa saja, bahkan mereka yang memiliki pasangan tetap atau setia. Terutama jika pasangan tersebut pernah terinfeksi sebelumnya.

“Sayangnya, masih banyak yang salah paham. Sifilis bukan cuma soal gaya hidup, tapi faktornya bisa beragam. Siapa pun bisa terinfeksi,” tulis akun @kemenkes_ri.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *